1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Bahas Penempatan Pasukan di Afganistan

6 Februari 2008

Strategi NATO melawan terorisme serta untuk membangun kembali ketahanan militer, juga dibicarakan dalam pertemuan di Vilnius. Jerman dituntut untuk menempatkan pasukannya di daerah yang lebih rawan di Afganistan.

https://p.dw.com/p/D3Oo
Sekjen NATO Jaap de Hoop SchefferFoto: picture-alliance/dpa

Menginjak tahun ke delapan ini, NATO telah menempatkan 43.000 tentara di Afganistan. Amerika Serikat yang memiliki jumlah pasukan terbanyak di Afganistan, menuntut agar negara-negara anggota NATO lainnya menambah pasukan untuk memperkuat pertahanan di daerah selatan Afganistan.

Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, secara tertulis meminta Jerman untuk mengirim lebih banyak pasukan militer ke Afganistan dan mengurangi pasukan yang selama ini ditempatkan di kawasan utara Afganistan yang dianggap tenang.

Tuntutan yang sama terhadap Jerman juga datang dari Kanada dan Belanda yang hendak mengurangi pasukan mereka di kawasan selatan Afganistan. Permintaan ini ditolak oleh Menteri Pertahanan Jerman, Franz Josef Jung.

Sekretaris Jenderal NATO, Jaap de Hoop Scheffer, memuji pasukan Jerman di kawasan utara Afganistan, namun bersamaan dengan itu de Hoop Scheffer juga menuntut agar Jerman menempatkan pasukan di kawasan selatan. De Hoop Scheffer belum merasa puas dengan situasi di Afganistan.

“Tak diragukan lagi, saya menginginkan tercapainya kemajuan di berbagai hal di Afganistan. Apakah itu dalam perang melawan obat bius, pemerintahan yang lebih baik, maupun pertahanan kawasan-kawasan yang telah kita rebut."

Ungkapan tidak puas juga dilontarkan dari lapangan oleh komandan pasukan Polandia , Jenderal Biziewski.

“Jelas sekali ada kekosongan dan kekurangan-kekurangan yang membutuhkan usaha-usaha dari berbagai negara dan pasukan tentara. Tetapi yang lebih utama adalah masalah strategi yang akan mampu menciptakan stabilitas dan perkembangan yang tepat.”

Strategi NATO untuk melawan terorisme dan Taliban serta untuk membangun kembali ketahanan militer, dibicarakan dalam pertemuan di Vilnius. Untuk melunakkan rekan-rekannya, Menteri Pertahan Jerman Franz Josef Jung mengungkapkan, Jerman akan

menempatkan pasukan gerak cepatnya dan pasukan Norwegia ditarik. Tetapi pasukan ini hanya terdiri dari 250 tentara dan hanya diturunkan di saat-saat darurat, terutama di kawasan utara Afganistan.

Sekretaris Jenderal NATO, Jaap de Hoop Scheffer, berusaha menghilangkan keraguan yang muncul terhadap strategi yang dilakukan. Ia menunjuk pada kemajuan yang dihasilkan dalam pelatihan tentara Afganistan dan adanya keberhasilan dalam memerangi para pemberontak.

“Ini adalah komitmen jangka panjang. Bukan semata-mata bertujuan militer saja, karena kalau semakin baik tentara Afganistan dilatih, akan semakin besar tanggung jawab mereka. Jawaban terhadap persoalan di Afganistan bukanlah militer, melainkan sipil. Proses pembangunan kembali dan pengembangan memerlukan waktu bernapas yang lama.”

Dirasakan perlu sekali untuk memberikan perspektif ekonomi kepada rakyat Afganistan di pedesaan. Hanya dengan perspektif ekonomi para pemimpin daerah dan pemimpin suku bisa mencegah kaum muda Afganistan bergabung dengan para pejuang Taliban.(ym)