1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanAsia

Nasib PPKM Akan Diumumkan, Pakar Nilai Belum Bisa Diturunkan

Detik News
9 Agustus 2021

Presiden Joko Widodo akan mengumumkan nasib PPKM level 4 malam ini. Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyebut PPKM level 4 di Jawa-Bali belum bisa diturunkan.

https://p.dw.com/p/3yjKn
Implementasi PPKM Darurat
Implementasi PPKM DaruratFoto: DW

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 berakhir hari ini. Pemerintah akan segera mengumumkan nasib PPKM malam ini.

Diketahui, kasus harian COVID-19 naik-turun dalam seminggu terakhir. Rata-rata tambahan kasus berada di atas angka 30 ribuan.

Berikut ini kasus tambahan harian:

8 Agustus 26.415

7 Agustus 31.753

6 Agustus 39.532

5 Agustus 35.764

4 Agustus 35.867

3 Agustus 33.900

Epidemiolog minta level PPKM tak diturunkan

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyebut PPKM level 4 di Jawa-Bali belum bisa diturunkan. Dia menyebut perlu dicermati lagi pergerakan kasus COVID-19 di Jawa-Bali dalam satu atau dua minggu ke depan.

"Seminggu ke depan masih bertahan dulu. Kita lihat seminggu lagi. Kita beri waktu relaksasi di faskes, dan lihat minggu depan dengan penguatan 3T, 5M, dan vaksinasi di seluruh wilayah," kata Dicky saat dihubungi, Minggu (08/08).

Bagi Dicky, belum bisa ditentukan apakah di Jawa dan Bali sedang ada tren kasus menurun atau tidak. Sebab, masih ada positivity rate yang masih tinggi.

"Selama PPKM ini, masih jauh sekali dari target (positivity rate) di bawah 10 persen, apalagi 5 persen. Ini menunjukkan laju penularan di komunitas sangat tinggi," katanya.

Masalah testing dan tracing, pemerintah dinilai belum maksimal. Menurut Dicky, bila ada 30 ribu kasus dalam sehari, pemerintah harus melakukan testing 600 ribu kali.

"Ini belum pernah kita lakukan," kata Dicky. 

Jokowi ingatkan daerah luar Jawa

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mewanti-wanti soal lonjakan kasus COVID-19 yang mulai bergeser ke luar Jawa dan Bali. Jokowi menyoroti 6 provinsi di luar Pulau Jawa yang mengalami kenaikan kasus positif COVID-19. Enam provinsi itu adalah Kalimantan Timur (Kaltim), Sumatera Utara (Sumut), Papua, Sumatera Barat (Sumbar), Riau, dan NTT.

"Saya melihat ini angka-angka, hati-hati. Ini 5 provinsi yang tinggi di 5 Agustus Kaltim kasus aktif 22.529, Sumut 21.876, Papua 14.989, Sumbar 14.496, Riau 13.958, itu hari Kamis. Hati hati, hari Jumat kemarin, Sumut naik menjadi 22.892, Riau 14.993, Sumbar 14.712 ini juga naik. Yang turun saya lihat di 2 hari kemarin Kaltim dan Papua, tapi hati-hati ini selalu naik dan turun," papar Jokowi.

"Dan yang perlu hati-hati NTT, NTT hati-hati, saya lihat dalam seminggu kemarin tanggal 1 Agustus masih 886, 2 Agustus 410 kasus baru, 3 Agustus 608 kasus baru, tanggal 4 Agustus 530, tetapi lihat di tanggal 6 kemarin 3.598. Angka-angka seperti ini harus direspons secara cepat," tegas Jokowi. 

Data kasus harian terbaru COVID-19 di beberapa negara Asia tiap satu juta penduduk
Data kasus harian terbaru COVID-19 di beberapa negara Asia tiap satu juta penduduk

Evaluasi pemerintah tentukan nasib PPKM

Pemerintah mengevaluasi sejumlah aspek mulai dari laju penularan COVID-19 hingga kondisi masyarakat. Selain itu, kondisi sosial ekonomi masyarakat juga menjadi indikator penting dalam diperpanjang tidaknya PPKM level 4.

"Memang tren angka kasus di Jawa Bali terus menunjukkan penurunan. Jumlah tes meningkat dan positivity rate menurun, menunjukkan peningkatan testing dan tracing sudah terjadi. Harapannya momentum tetap dipertahankan dan untuk minggu depan rasio tracing bisa di angka 1:8 atau 1:10. Kami berharap semua pihak tetap mengampanyekan penggunaan masker yang baik dan konsisten untuk mencegah penularan COVID-19," kata juru bicara Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, lewat pesan singkat kepada detikcom, Minggu (08/08). (Ed: pkp/rap)

 

Baca selengkapnya di: detiknews

Jokowi Umumkan Nasib PPKM Malam Ini

Pakar Nilai PPKM Level 4 Jawa-Bali Belum Bisa Diturunkan