1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NASA: Juli 2023 akan Jadi Bulan Terpanas Sepanjang Sejarah

21 Juli 2023

Suhu ekstrem di seluruh benua tidak lagi mengherankan, kata ilmuwan NASA. Mereka mencatat ada "peluang 50-50" tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah dan tahun depan mungkin akan lebih hangat lagi.

https://p.dw.com/p/4UCrF
Gelombang panas di Eropa
Suhu global terus meningkat dari dekade ke dekade, dalam empat dekade terakhirFoto: Guglielmo Mangiapane/REUTERS

Juli 2023 kemungkinan akan menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat dalam "ratusan, bahkan ribuan tahun," kata para ilmuwan top NASA kepada wartawan. Mereka juga memperingatkan bahwa suhu udara akan semakin memburuk.

"Kita melihat perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia. Gelombang panas yang kita lihat di Amerika Serikat (AS), Eropa, Cina, serta menghancurkan rekor kiri, kanan, dan tengah. Itu bukan hal yang begitu mengejutkan," kata Gavin Schmidt, Direktur Institut Goddard untuk Studi Luar Angkasa NASA.

Sebelumnya, bulan Juni 2023 sudah dinobatkan menjadi bulan Juni terpanas yang pernah tercatat. Kini, ada kemungkinan kalau bulan Juli juga akan menjadi bulan terpanas sepanjang sejarah.

"Kita tahu dari ilmu pengetahuan bahwa aktivitas manusia, terutama emisi gas rumah kaca, secara nyata telah menyebabkan pemanasan yang kita lihat di planet kita," kata Kate Calvin, kepala ilmuwan dan penasihat iklim NASA.

Baru permulaan

Para ilmuwan NASA mengklarifikasi bahwa data yang dikumpulkan dan dianalisis oleh lembaga tersebut telah menunjukkan bahwa, "telah terjadi peningkatan suhu dari dekade ke dekade, dalam empat dekade terakhir," jelas Schmidt.

Badan antariksa AS itu terakhir kali melihat lonjakan suhu pada bulan Juli dan Agustus 2016, setelah peristiwa cuaca ekstrem El Nino super pada musim dingin tahun 2015-2016. Saat ini, peristiwa serupa tengah kembali berlangsung.

"Saat ini belum sampai ke peristiwa El Nino itu," kata Schmidt. Namun, dia menambahkan bahwa peristiwa itu "baru saja muncul."

Gelombang panas yang terjadi saat ini telah disebabkan oleh pemanasan secara menyeluruh di seluruh belahan dunia, terutama di permukaan laut.

"Kami melihat suhu permukaan laut kini telah memecahkan rekor, bahkan di luar wilayah tropis, selama berbulan-bulan. Dan kami mengantisipasi, bahwa hal itu akan terus berlanjut dan alasannya adalah karena kita terus melepas gas rumah kaca ke atmosfer," ungkap Schmidt.

Ilmuwan terkemuka NASA itu mengatakan bahwa ada "peluang 50-50" kalau tahun 2023 ini akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, hanya untuk dikalahkan oleh tahun 2024 mendatang yang akan menjadi tahun lebih hangat lagi, dikarenakan peristiwa El Nino yang akan terus meningkat.

Para ilmuwan lainnya bahkan telah memperkirakan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah.

kp/ha (Reuters, EFE)