1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Myanmar Nyatakan Masa Berkabung Nasional

20 Mei 2008

Setelah hampir tiga pekan lalu Myanmar tersapu badai tropis Nargis, mulai hari Selasa ini (20/05) pemerintah junta militer memberlakukan masa berkabung selama tiga hari.

https://p.dw.com/p/E31b
Bantuan internasional mulai memasuki kawasan bencana di Myanmar.
Bantuan internasional mulai memasuki kawasan bencana di Myanmar.Foto: picture-alliance / dpa

Bendera setengah tiang berkibar di seluruh wilayah Myanmar hari Selasa ini (20/05), sebagai permulaan masa berkabung tiga hari bagi hampir 134 ribu warga yang tewas dan hilang akibat badai tropis Nargis. Pemerintah junta militer Myanmar menyatakan masa berkabung nasional, setelah Jenderal Than Shwe meninjau kawasan delta sungai Irrawady hari Senin kemarin (19/05). Ini merupakan kunjungan pertama Than Shwe ke lokasi bencana sejak badai Nargis menyapu Myanmar lebih dari dua pekan lalu.

Para diplomat, pekerja bantuan dan warga memandang kunjungan Than Shwe sebagai pertanda bahwa penguasa Myanmar akhirnya peduli terhadap korban bencana dan mengizinkan masuknya lebih banyak bantuan internasional.


Seperti yang disiarkan televisi pemerintah, pemimpin militer Myanmar Than Shwe hari Senin kemarin meninjau wilayah Yangun dan delta Irrawady, di mana para pakar menilai lokasi itu sangat memerlukan banyak bantuan internasional agar mencegah jatuhnya lebih banyak korban akibat kelaparan atau penyakit menular.


Hingga saat ini pemerintah junta militer mencatat hampir 78 ribu orang tewas dan hampir 56 ribu lainnya hilang dalam bencana badai Nargis dan jumlah itu dapat terus bertambah. Menurut petugas bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, John Holmes, saat ini terdapat 2,4 juta orang yang menjadi tuna wisma akibat badai Nargis. Sebagian besar korban yang selamat mengungsi di tempat penampungan sementara di biara dan sekolah-sekolah.

Kondisi di Myanmar yang kini memasuki musim penghujan, menyulitkan para korban selamat yang berupaya mempertahankan hidup di daerah barat daya delta setelah angin topan Nargis dan gelombang besar menyapu wilayah itu.

Seorang diplomat asing yang bertugas di Yangun mengatakan bahwa beberapa pihak di militer Myanmar sudah menyadari dampak menghancurkan badai Nargis dan bahwa Myanmar sangat memerlukan bantuan.

Di lain pihak, Bank Dunia menyatakan menolak untuk memberikan bantuan keuangan kepada Myanmar. Kepada pers di Singapura, Direktur Pelaksana Bank Dunia Juan Jose Daboub mengatakan bahwa Bank Dunia saat tidak menyediakan bantuan apa pun bagi Myanmar. Ditambahkannya, akibat Myanmar belum membayar hutang sejak tahun 1998, Bank Dunia tidak akan memberikan bantuan baru. Di dalam situs internetnya, Bank Dunia menghentikan program bantuannya bagi Myanmar sejak 1987 dan tidak berencana melanjutkan program tersebut.

Lebih lanjut, upaya para diplomat agar lebih banyak bantuan internasional dapat didistribusikan dan agar pemerintah junta militer mengizinkan masuknya barang bantuan itu, mulai menampakkan hasilnya. Perhimpunan negara kawasan Asia Tenggara ASEAN mengatakan akan mengkoordinasikan bantuan internasional dengan Perserikatan Bangsa-bangsa dan akan menggelar konferensi bersama di Yangun pada hari Minggu mendatang (25/05). Koordinator Bantuan Darurat PBB John Holmes diizinkan untuk mengunjungi kawasan bencana Senin (19/05) dan telah bertemu dengan Perdana Menteri Thein Sein. Hari Selasa ini Holmes dijadwalkan bertemu dengan para menteri di Yangun. Hari Kamis mendatang (22/05), Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon dijadwalkan tiba di Yangun.(ls)