1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
IptekYunani

Panik di Santorini: Mungkinkah Terjadi Gempa Bumi Besar?

5 Februari 2025

Aktivitas seismik di sekitar pulau Santorini, membuat banyak turis dan penduduk meninggalkan pulau wisata Yunani yang sangat terkenal itu. Para ilmuwan masih beda pendapat tentang ancaman gempa besar.

https://p.dw.com/p/4q2gU
Pulau wisata Santorini di Yunani
Pulau wisata Santorini di YunaniFoto: Aris Messinis/AFP/Getty Images

Ratusan gempa bumi kecil telah mengguncang pulau Santorini, Yunani, dalam seminggu terakhir. Tujuan wisata populer ini memang merupakan salah satu pulau dengan jumlah gunung berapi terbanyak di negara itu.

Rangakaian gempa tersebut telah menyebabkan evakuasi jangka pendek dari pulau tersebut. Ribuan penduduk lokal dan wisatawan telah meninggalkan pulau itu di tengah spekulasi potensi letusan gunung berapi di bawah laut, atau tsunami, jika gempa bumi yang lebih kuat terjadi.

Kepala Badan Seismologi Yunani Efthimis Lekkas mengatakan kepada media hari Selasa (4/2) bahwa "terkait keanehan aktivitas seismik saat ini, sejauh ini belum ada gempa bumi yang diamati yang dapat digambarkan sebagai gempa bumi utama."

Getaran keras telah tercatat di Cyclades, sekelompok pulau yang meliputi Santorini, Amorgos, Ios dan Anafi. Guncangan tersebut berasal dari daerah dekat pulau kecil Anydros, timur laut Santorini.

Kepulauan ini memang terletak di atas lempeng Laut Aegea, bagian dari lempeng tektonik Eurasia yang lebih besar, yang bergerak menjauh dari lempeng Afrika di dekatnya. Interaksi antara dua lempeng tektonik itu menjadikan kawasan ini salah satu bagian Eropa yang paling aktif secara seismik. Sejak munggu lalu ratusan gempa bumi telah tercatat. Banyak di antaranya berskala kecil, dan tidak terasa orang di daratan.

Penduduk dan wisatawan di Santorini menunggu Ferry untuk evakuasi
Penduduk dan wisatawan di Santorini menunggu Ferry untuk evakuasiFoto: Aris Messinis/AFP/Getty Images

Apa saja risiko rangkaian guncangan akibat gempa?

George Kaviris, direktur laboratorium seismologi di Universitas Athena, mengatakan gempa bumi tingkat rendah yang sedang berlangsung telah terjadi di wilayah tersebut selama berbulan-bulan, "sejak Juni 2024," katanya kepada DW. Rangkaian aktivitas ini sempat berhenti, menurut Kaviris, pada tanggal 25 Januari. Lalu serangkaian gempa baru dimulai pada hari berikutnya

"Kami telah menyaksikan lebih dari 2.300 gempa bumi dan banyak di antaranya — sekarang lebih dari 45 — berkekuatan lebih dari 4, yang merupakan fenomena yang sangat jarang terjadi."

Gempa "sedang" seperti ini dapat dirasakan oleh orang-orang di daratan dan mungkin juga menyebabkan kerusakan struktural kecil pada bangunan. Gempa bumi ini telah mendorong orang-orang meninggalkan pulau-pulau dan menuju daratan utama.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Para ilmuwan dapat mengukur getaran yang sedang berlangsung tetapi tidak memiliki cara untuk memprediksi di mana dan kapan destabilisasi lebih lanjut akan terjadi. Namun Kaviris mengatakan ada dua skenario paling mungkin terjadi. "Yang pertama adalah ini bisa jadi merupakan 'gerombolan seismik'," katanya.

Yang dia maksud adalah peristiwa seismik yang berkelompok — kumpulan getaran yang terjadi terus-menerus yang dapat dirasakan oleh masyarakat, namun tidak terlalu merusak bangunan dan infrastruktur. "[Skenario] ini optimis dan merupakan skenario yang kita harapkan."

Yang kedua adalah gempa bumi yang lebih besar, berkekuatan lebih dari 5 skala Richter, yang membawa serta risiko dampak kerusakan yang lebih besar.

Greece: Tremors rattle tourist hotspot Santorini

Mungkinkah ada tsunami setelah letusan gunung berapi?

Kaviris mengatakan aktivitas yang terjadi di Laut Aegea bersifat tektonik dan tidak mungkin mengarah pada aktivitas vulkanik. Jadi risiko tsunami rendah jika terjadi gempa bumi besar. Meskipun tsunami bisa saja terjadi, seperti pada gempa bumi tahun 1956.

Karena itu, Kaviris memberi saran kepada warga di wilayah tersebut agar mencari dataran tinggi selama gempa terjadi saat ini. "Mereka harus meninggalkan pantai dan pergi ke tempat yang lebih tinggi," katanya.

Tanah longsor dan runtuhan batu telah dilaporkan di beberapa bagian kepulauan. Hal ini juga menimbulkan risiko keselamatan. "Dalam dua hari terakhir ketika aktivitas seismik meningkat disertai gempa bumi kuat di daerah tersebut, kami melihat tanah longsor di beberapa tempat di Santorini," kata seismolog struktural Basil Margaris dari Institut Teknik Seismologi dan Teknik Gempa Bumi Yunani kepada DW.

Meskipun bangunan-bangunan baru di seluruh kepulauan Yunani memiliki aturan-aturan ketat yang harus dipenuhi, beberapa bangunan lama mungkin rentan terhadap gempa bumi yang lebih kuat.

"Orang-orang di Santorini lebih suka tinggal di pinggiran, tempat yang memiliki pemandangan indah, tetapi di sisi lain, area ini sangat berbahaya," kata Basil Margaris. "Dalam beberapa kasus, kami telah memberikan beberapa peringatan kepada otoritas setempat agar lebih berhati-hati terhadap situs-situs tertentu."

Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris.