1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Griechenland Lage

10 Desember 2008

Pesawat-pesawat tak bisa terbang, bank-bank tutup, sekolah-sekolah diliburkan, layanan rumah sakit terbatas. Tekanan bertambah terhadap pemerintah konservatif yang dihantam kerusuhan terburuk sejak 30 tahun.

https://p.dw.com/p/GD0T
Seorang demonstran dengan surat kabar yang memuat foto remaja yang terbunuh, yang memicu kerusuhan di YunaniFoto: AP

Ribuan orang bergabung dalam aksi turun ke jalan di pusat ibukota Athena. Sambil melontarkan slogan-slogan anti pemerintah mereka berbaris melewati toko-toko yang hangus terbakar dan habis dijarah.

Massa tumpah di depan gedung parlemen Yunani. Dan seperti yang ditakutkan, bentrokan kembali terjadi. Pemrotes melemparkan batu dan bom api pada polisi yang membalas dengan tembakan gas air mata.

Athena memasuki hari kelima kerusuhan, yang dipicu tewasnya Andreas- Alexander Grigolopoulos, Sabtu (06/12). Remaja pria 15 tahun itu tewas akibat peluru yang ditembakkan polisi.

Aksi demonstrasi Rabu ini (10/12) merupakan bagian dari mogok umum di seluruh Yunani yang direncanakan sebelumnya. Namun aksi berkembang menjadi protes terhadap cara pemerintah menangani krisis. Tekanan semakin bertambah terhadap pemerintah konservatif yang kian terkepung.

Oposisi Tolak Kompromi

PM Costas Karamanlis mendesak agar demonstasi Rabu ini dibatalkan. Serikat-serikat buruh menolak. Karamanlis menyerukan agar para pemimpin politik bersatu. Namun oposisi tak berselera lagi untuk kompromi.

Ketua Partai Sosialis, Giorgios Papandreou, mengatakan, "Kami sangat bingung dan sangat kuatir dengan apa yang terjadi di negeri kami. Kami yakin krisis yang sesungguhnya lebih dalam lagi, krisis sosial dan krisis moral. Dan pemerintah saat ini tidak mampu menegakkan hukum dan peraturan."

Partai Demokrasi Baru yang memerintah saat ini sudah kehilangan kepercayaan masyarakat, tegas oposisi yang menyerukan agar dilakukan pemilu baru.

Ubah Mentalitas

Namun bagi sebagian rakyat Yunani, yang menentukan bukanlah perubahan jangka pendek dalam pendek, melainkan perubahan mendasar dalam mentalitas umum di negeri itu.

Seorang mahasiswi yang ikut aksi turun ke jalan mengatakan, "Kalau Anda hidup di sini untuk beberapa waktu, Anda akan mengerti, bahwa yang salah bukan politisinya, tapi sikap para pemilih. Dalam beberapa hal mereka harus berubah, misalnya cara berpikir tentang pemilu. Banyak orang memberikan suara tanpa pikir panjang. Mereka memilih partai tertentu hanya karena orangtua mereka memilih partai itu sejak bertahun-tahun silam.“

Di Tesalonika, kota kedua terbesar setelah Athena, aksi yang dikoordinir Partai Komunis diikuti 2000 orang, dan juga diwarnai bentrokan. Pemrotes melemparkan batu ke arah polisi, yang membalas dengan gas air mata.

Di Patras, kota ketiga terbesar di Yunani, aksi turun ke jalan diikuti lebih dari 2000 orang. (rp)