1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

040811 Mogadischu Ernährung

4 Agustus 2011

Bencana kelaparan di Somalia semakin menyebar luas. Sekarang ibukota Mogadishu juga termasuk wilayah bencana. Tetapi tetap saja ribuan pengungsi membanjiri kota ini setiap harinya.

https://p.dw.com/p/12B8F
Bantuan pangan bagi Mogadishu tetap tidak cukup
Bantuan pangan bagi Mogadishu tetap tidak cukupFoto: dapd

Di antara gunung-gunung sampah di Mogadisu, sebuah organisasi bantuan kemanusiaan mendirikan sebuah bangunan dari beberapa lempengan seng. "Pusat Nutrisi", demikian nama bangunan sementara ini yang sudah berdiri sejak tiga minggu lalu. Disini, para relawan Somalia menolong para pengungsi yang datang dari wilayah-wilayah yang dilanda bencana kekeringan.

Ribuan orang tetap mendatangi ibukota Mogadishu walaupun disana juga kekurangan pangan
Ribuan orang tetap mendatangi ibukota Mogadishu walaupun disana juga kekurangan panganFoto: picture alliance/dpa

Rama Jimale, seorang warga Somalia, pergi ke Mogadishu bersama tiga anaknya, mereka butuh waktu sebulan untuk sampai kesana. Suami Rama tinggal di desa mereka untuk menjaga sedikit barang-barang yang masih mereka miliki. "Kami dulu punya 200 domba dan kambing. Semua mati. Hanya unta kami saja yang bertahan hidup," kata Rama. Tetapi ia langsung menambahkan, bahwa ia baru saja mendengar, sekarang untanya pun sudah mati.

Anak terkecil Rama berusia dua tahun. Ia kekurangan nutrisi dan sekarang sakit diare. Perut anak kecil ini bengkak. Seorang perawat, Abdullahi Mohamed, di stasiun pengungsi ini mengatakan, anak Rama terkena busung lapar. Abdullahi mengatakan, "ini adalah hal terburuk. Kita bisa melihat, betapa lemah anak ini. Ini masalah hidup dan mati. Kalau kita tidak menolongnya, anak-anak ini akan mati."

Makanan bernutrisi khusus bagi anak-anak

Perawat ini mencoba memberikan obat kepada anak Rama, tetapi si anak menolaknya. Jika anak Rama sudah lebih cukup kuat, maka ia akan mendapatkan makanan khusus seperti anak-anak lainnya di stasiun bantuan ini. Makanan ini dikirim oleh Badan Pangan Dunia WFP di beberapa hari terakhir dengan sejumlah pesawat . Makanan khususnya dibungkus di kantong-kantong plastik, berbentuk adonan berbasis kacang tanah yang diperkaya dengan vitamin dan mineral. Satu kantongnya mengandung 500 kalori, cukup untuk satu hari.

Abdullahi mengatakan, bahwa anak-anak berusia sampai lima tahun mendapat makanan semacam ini. Tetapi tidak ada yang mengawasi, apakah makanannya benar-benar dimakan mereka sendiri. "Makanan khusus ini dibawa pulang oleh anak-anak atau dibawa ke kamp pengungsi," jelasnya. "Jadi kadang bisa juga makanannya dimakan oleh seluruh anggota keluarga, jika mereka tidak mendapatkan bantuan makanan lainnya. Kalau begitu, satu kantong dimakan satu keluarga: ayah, ibu dan anak-anak."

Badan Pangan Dunia mengirimkan bantuan khusus bagi anak-anak yang kekurangan nutrisi
Badan Pangan Dunia mengirimkan bantuan khusus bagi anak-anak yang kekurangan nutrisiFoto: dapd

Bantuan pangan memang dikirim ke Mogadishu, tetapi tetap masih kurang. Minggu lalu saja sekitar 100.000 orang membanjiri ibukota Somalia ini, dan sebelumnya sudah banyak kamp pengungsi. "Sebenarnya kita punya cukup makanan bagi anak-anak. Tetapi orang tuanya juga butuh makanan. Seharusnya ada ransum keluarga, sehingga semuanya bisa dapat makanan," tuntut Abdullah Mohammed.

Rama Jimale lega karena anaknya ditolong. Di keluarganya belum ada yang meninggal karena bencana kelaparan ini - sebuah keajaiban di Somalia, pada waktu sekarang ini. Tetapi Rama bingung bagaimana anak-anaknya yang lebih tua bisa dapat makanan. Dan ia sendiri juga butuh makanan dengan segera, kalau tidak, ia tidak punya tenaga lagi untuk bertahan hidup di kamp pengungsi. Rama hari ini belum makan apapun, ia terakhir kali makan kemarin. "Saya berharap, orang lain akan memberi kami sebagian dari makanannya," ujarnya pasrah.

Antje Diekhans / Anggatira Gollmer
Editor: Hendra Pasuhuk