1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

MK Thailand: Perdana Menteri Samak Harus Mundur

9 September 2008

Sejak berpekan-pekan ini pemerintah Thailand direpotkan oleh aksi protes. Pihak oposisi menuntut pengunduran diri perdana menteri yang kini ditendang dari jabatannya melalui cara yang spektakuler.

https://p.dw.com/p/FF8i
Samak SundaravejFoto: AP

Perdana Menteri Samak Sundaravej pernah tampil di televisi sebagai pembawa acara memasak. Tapi sialnya, konstitusi tidak mengijinkan kepala pemerintah menerima uang dari kegiatan atau bisnis lain.

Perdana Menteri Thailand, Samak Sundaravej telah melanggar konstitusi melalui penampilannya sebagai pemasak di televisi saat dia masih memangku jabatan tertinggi di pemerintahan. Kini dia harus meletakkan jabatannya. Keputusan ini dikeluarkan Mahkamah Konstitusi di Bangkok hari Selasa (9/9). Dihadiri oleh Perdana Menteri Thailand, Ketua Mahkamah Konstitusi Chat Cholaworn menyatakan: "Mahkamah sepakat untuk memutuskan bahwa tertuduh telah melanggar konstitusi. Karena itu, Samak Sundaravej harus meletakkan jabatannya sebagai perdana menteri."

Samak harus mengundurkan diri bersama keseluruhan anggota kabinetnya. Namun itu hanya untuk sementara. Karena partai yang berkuasa merupakan mayoritas di parlemen. Dengan begitu parlemen dapat menunjuk kembali menteri-menteri kabinet serta Samak Sundaravej sebagai perdana menteri.

Jadi, ketegangan politik di Thailand masih belum juga akan berakhir. Sejak berminggu-minggu para pendukung yang dinamakan "Aliansi Rakyat untuk Demokrasi" memprotes pemerintah Thailand dan menuntut pengunduran diri Samak Sundaravej. Mereka antara lain menuduhnya sebagai boneka dari bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang dikudeta militer dua tahun yang silam. Sejak dua pekan ini, kantor perdana menteri diduduki oleh demonstran.

Kini para pendukung pemerintah juga hendak turun ke jalan und melakukan demonstrasi tandingan. Di provinsi Udon Thani, di mana kabinet hari Selasa (9/9) bersidang, ratusan pendukung partai yang berkuasa, berkumpul. Seorang pendukung mengatakan: "Show di televisi itu mungkin salah, tapi meskipun demikian kami tetap mendukung pemerintah. Bukankah mereka telah dipilih rakyat."

Sementara itu, sorak-sorai terdengar di kantor perdana menteri di Bangkok, saat keputusan Mahkamah Konstitusi diumumkan. Penentang pemerintah masih menduduki kantor PM dan menyatakan, baru akan keluar jika Samak mengundurkan diri. Seorang demonstran mengutarakan: "Parlemen dapat kembali menunjuknya. Ini tidak akan membawa perubahan. Pemerintah yang sama. Kami tidak dapat menerimanya. Kami berada di sini karena kami di Thailand perlu budaya politik yang baru, dengan kejujuran dan bermoral. Tidak akan ada perubahan, jika kabinet ini kembali dibentuk."

Seorang demonstran lainnya mengemukakan: "Kami mundur, bila pemerintahan ini lengser. Tidaklah sulit untuk menemukan PM yang sesuai. Dengan PM yang baru akan dapat dimulai era baru. Reformasi politik dapat dimulai. Ini akan kami terima."

Dalam waktu 30 hari Samak harus menjalankan keputusan Mahkamah Konstitusi dan melepaskan jabatannya. Dengan begitu dia masih punya waktu untuk menjalankan rencana mengikuti sidang umum PBB di New York. Dua tahun yang lalu, angkatan bersenjata Thailand menggulingkan pendahulunya, mantan PM Thaksin Shinawatra yang saat itu sedang menghadiri sidang umum PBB di New York. (cs)