1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merkel Kecam Aksi Rusia di Georgia

16 Agustus 2008

Usai pembicaraannya dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev di Sochi Jumat kemarin (15/08), Kanselir Merkel menyerukan agar Rusia menarik mundur pasukannya dari Georgia.

https://p.dw.com/p/EyCt
Kanselir Jerman Angela Merkel memandang Presiden Rusia Dmitry Medvedev, saat jumpa pers di Sochi.
Kanselir Jerman Angela Merkel memandang Presiden Rusia Dmitry Medvedev, saat jumpa pers di Sochi.Foto: AP

Sementara para wisatawan mendatangi di pantai Laut Hitam untuk menikmati udara hangat, acara jumpa pers Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev diliputi suasana dingin. Memang, pada saat berjabat tangan sebelum pertemuan, mereka masih berbasa-basi mengenai bagusnya cuaca hari Jumat kemarin (15/08). Tapi saat jumpa pers, keduanya berbicara dengan pandangan lurus ke depan. Tidak ada anggukan saling pandang dan tidak ada jabat tangan.

Dengan kalimat yang tegas dan keras, Presiden Rusia Medvedev menekankan sekali lagi siapa yang menurut dia bersalah, memulai perang di Georgia. Diungkapkannya, hanya dalam beberapa jam saja Presiden Georgia Mikhail Saakashvili merusak perembukan yang sudah berjalan selama 15 tahun. Oleh sebab itu, menurut Medvedev, Rusia patut mengambil tindakan.

"Kami harus memulihkan kembali perdamaian di kawasan ini dan kami harus menjaganya, supaya ide bodoh serupa itu tidak pernah terpikirkan lagi. Itu merupakan merupakan tugas paling penting bagi kami sekarang,“ ungkap Medvedev dalam jumpa pers di Sochi.

Presiden Medvedev telah berupaya meminta Jerman untuk memahami posisi Rusia. Namun itu sulit baginya. Angela Merkel menegaskan sekali lagi bahwa aksi militer Rusia di Georgia dianggapnya berlebihan. Merkel menuntut Medvedev agar segera menarik mundur pasukan Rusia dari wilayah Georgia, seperti rencana enam tahap yang diprakarsai Prancis. Prakarsa, yang dianggap Rusia sebagai landasan yang baik.

Pertemuan Merkel dan Medvedev tidak menghasilkan kemajuan dalam penyelesaian konflik di Georgia. Sementara Medvedev mengharapkan Georgia, Abkhazia dan Ossetia Selatan berdamai dan itu artinya, Abkhazia dan Ossetia Selatan memisahkan diri dari Georgia, Merkel berkeras bahwa Georgia, Ossetia Selatan dan Abkhazia merupakan satu negara kesatuan.

“Saya memegang teguh prinsip kedaulatan wilayah. Georgia merupakan negara yang punya pemerintahan yang terpilih, yang punya kewenangan untuk berunding dan berbicara,” tegas Merkel.

Dalam soal bantuan tidak banyak perbedaan pendapat. Tetapi Merkel menjelaskan barang bantuan Jerman tidak hanya dikirimkan untuk warga Ossetia, namun juga warga Georgia. Penambahan jumlah pengamat dari Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa OSCE di Ossetia Selatan dapat didukung oleh Merkel dan Medvedev.

Hubungan antara Jerman, Eropa dan Rusia telah berubah. Hal itu sangat terlihat. Tapi masih ada keinginan untuk bekerja sama mencari penyelesaian lewat perundingan. Inilah pentingnya pertemuan di Sochi.

Seperti yang diungkapkan Angela Merkel, ada pelajaran yang dapat diambil dari konflik di Georgia, yaitu konflik yang lama tersimpan tidak dapat dibiarkan begitu saja. Ancaman perang dahsyat sangat nyata, seperti yang terlihat beberapa hari lalu.

Yang penting sekarang adalah menjamin dipatuhinya gencatan senjata di Kaukasus agar terbuka jalan bagi perundingan damai. Lebih lanjut Merkel, "Dalam rencana enam tahap tercantum sejumlah prinsip yang harus dilaksanakan. Saya yakin bahwa dalam konflik rumit seperti ini, tidak hanya satu pihak saja yang bersalah.”

Upaya penengahan akan terus berlanjut. Jalan menuju keberhasilan, seperti terlihat pada pertemuan di Sochi, masih sangat panjang.(ls)