1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merkel Bicarakan Masalah Bilateral bersama Olmert

17 Maret 2008

Dalam kunjungan hari ke-duanya ini, Merkel membicarkan hubungan bilateral Jerman-Israel bersama PM Ehud Olmert. Mengenai program atom Iran, Israel harapkan dukungan politik lebih lanjut dari Jerman.

https://p.dw.com/p/DQGl
Angela Merkel di monumen kekejaman Nazi di Yad VashemFoto: AP

Dengan mengunjungi monumen holocaust in Yad Vashem, Kanselir Jerman Angela Merkel bersama dengan tujuh menteri yang ikut dalam rombongannya, memulai lawatan hari kedua di Israel. Kunjungan di monumen itu, juga disertai Perdana Menteri Israel Ehud Olmert bersama anggota Kabinetnya.

Setelah itu, Kanselir Merkel dan Perdana Menteri Olmert mengadakan pembicaraan bilateral. Tema yang dibicarakan antara lain, pendidikan, perlindungan iklim dan pertahanan. Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dengan jelas mengharapkan dukungan politik lebih lanjut dari Kanselir Angela Merkel, sehubungan dengan program atom Iran. Sementara, Presiden Israel Shimon Peres menyampaikan pujiannya terhadap sikap Kanselir Angela Merkel mengenai masalah ini.

"Kami punya setumpuk besar masalah, baik ekonomi, kemasyarakatan maupun politik. Kanselir Merkel juga bersikap tegas terhadap masalah Iran, dan berusaha keras dalam kasus penculikan tentara. Ini semuanya menunjukkan betapa dalam dan serius hubungannya dengan Israel."

Dalam kasus penculikan tentara yang dimaksud Shimon Peres adalah usaha perantara pemerintah Jerman mendapatkan keterangan dari pejuang Hisbullah mengenai dua tentara Israel yang diculiknya pertengahan tahun 2006. Selain itu, Israel juga mengharapkan Jerman memainkan peranan secara politis. Misalnya untuk menata perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa, yang berkaitan dengan tarif bea cukai.

Dalam wawancara dengan harian "Yedioth Achronoth", Kanselir Angela Merkel ditanyai sikapnya bagi keanggotaan Israel di Uni Eropa. Kanselir Angela Merkel menanggapinya, keanggotaannya tidak berarti semua masalah Israel dapat dipecahkan. Mantan Ketua partai kiri Maretz, Shulamit Aloni, dengan kritis menyoroti dukungan tanpa batas Jerman bagi Israel.

"Kenyataannya adalah, saat ini Jerman merupakan sahabat baik Israel di Eropa. Dan akan tetap berdiri dipihak Israel, selama kita memanfaatkan perasaan bersalah, tidak hanya warga Jerman, melainkan juga dunia Kristen." Sementara aktivis perdamaian dan mantan anggota parlemen Israel, Uri Avnery, menyoroti politisi Jerman yang dapat dikatakan tidak pernah menyampaikan catatan yang kritis terhadap Israel. "Ini bukan merupakan isyarat bagi persahabatan yang sungguh-sungguh, bila kita tidak menyampaikan kebenaran kepada sahabat. Saya menentang setiap penanganan khusus baik menyangkut hal yang positif maupun negatif. Saya menghendaki, negara saya, Israel, diperlakukan seperti negara lainnya di dunia. Kami menghendaki menjadi sebuah negara yang biasa. Kami menghendaki diperlakukan sama dengan negara lain, dengan ukuran moral yang sama. Jerman hanya dapat keluar dari masa lalunya dengan menjalankan sebuah moral politik." Hari Selasa (18/03), Kanselir Angela Merkel akan menyampaikan pidatonya di depan parlemen Israel Knesset. (ar)