1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menteri Keuangan G7 Bahas Solusi Krisis Tanpa Proteksionisme

14 Februari 2009

Menteri Keuangan G7 bertemu di Roma untuk mencari jalan keluar dari krisis keuangan global. Agenda utama pertemuan terebut adalah menyusun regulasi baru untuk pasar uang dan menyamakan sikap soal kebijakan proteksionisme

https://p.dw.com/p/GuA7
Die Gruppe der Acht (G8) bezeichnet sich selbst als ein „Abstimmungsforum“, das konstruktiv Fragen bezüglich der Weltpolitik, in gemeinsamer Verantwortung und im Konsens bearbeitet. Ihr gehören neben Deutschland die Vereinigten Staaten von Amerika, Japan, Großbritannien, Kanada, Frankreich und Italien (G7) sowie Russland an. Sie ist aus der Gruppe der Sieben hervorgegangen, der Russland noch nicht angehörte. Daneben ist in dem Gremium auch die Europäische Kommission mit einem Beobachterstatus vertreten.
Kelompok G7 beranggotakan Jerman, Italia, Amerika, Jepang, Kanada, Perancis dan Kanada

Pertemuan menteri keuangan dari tujuh negara industri maju Jumat (13/2), dimulai dengan acara makan malam bersama. Dalam kesempatan tersebut turut hadir Menteri Keuangan Amerika yang baru, Timothy Geithner. Harapan anggota G7 terhadap pemerintahan baru Amerika Serikat memang sangat besar.

Menteri Keuangan Jerman, Peer Steinbruck yang menemui Geithner dalam pembicaraan empat mata, mengatakan: „Ini adalah kali pertama kami bertemu secara resmi. Saya yakin, akan terjalin kerjasama yang baik dengan Timothy Geithner sebagai Menteri Keuangan Amerika yang baru," ujarnya.

Dalam perjumpaan tersebut, Steinbruck juga mengangkat tema langkah Proteksionisme yang diambil sejumlah negara-negara industri maju untuk melindungi industri dalam negeri.

„Hal tersebut tentu juga memiliki peran. Yang penting adalah menemukan ganjalan pada program perekonomian Amerika yang baru, yang berbenturan dengan aturan WTO, dan yang sangat penting dalam situasi seperti ini, agar kebijakan-kebijakan tersebut tidak bertendensi perlindungan sepihak terhadap industri sendiri," tandasnya lagi.

Dengan kata lain, paket penyelamatan ekonomi milik pemerintah Amerika Serikat harus sesuai dengan regulasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Pada awalnya paket bantuan tersebut mengandung klausul yang cuma mengizinkan pembelian produk-produk Amerika.

Bukan cuma Amerika, pemerintah Perancis yang baru-baru ini juga mengucurkan dana bantuan kepada industri otomotif-nya untuk mengamankan lapangan kerja, mendapat hujan kritik terutama dari Jerman.

Tema Protektionisme memang akhirnya mendominasi agenda pembahasan pertemuan tingkat menteri keuangan di ibukota Roma itu. Menteri Keuangan Jerman, Peer Steinbruck mengatakan, ia telah sepakat dengan Timothy Geithner untuk mencegah tendensi ke arah langkah protektionisme negara-negara industri maju.

Menurutnya, langkah semacam itu cuma akan memperbesar risiko buat perekonomian global. Sebagai contoh, Steinbruck menyebut krisis keuangan dunia pada dekade 30-an. Sikap Steinbrcuk tersebut juga mendapat dukungan dari Menteri Keuangan Inggris Darling.

Pada pembahasan mengenai solusi krisis, Menteri Keuangan dan Ekonomi Italia, Giulio Tremonti mengusulkan agar diciptakannya kode etik internasional untuk pasar keuangan.

Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi yang harus menghadapi penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi minus 2,6 persen pada kuartal terakhir tahun lalu, cuma berujar: „Semua merasa khawatir. Tapi saya katakan, semua pihak harus berupaya agar krisis ini tidak semakin menjadi-jadi, entah itu dilihat dari segi dampak ataupun lamanya."

Pertemuan pertama menteri-menteri keuangan negara anggota G7 ini juga ditujukan sebagai persiapan menjelang pertemuan puncak G20 di London. „Kita telah menyepakati, bahwa pertemuan puncak keuangan di London tanggal 2 April nanti harus menghasilkan isyarat yang jelas," tandas Steinbruck. (rzn)