1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menlu Jerman Annalena Baerbock: Matang Dalam Krisis

Elizabeth Schumacher
8 Maret 2022

Awalnya dia dianggap remeh di dalam dan luar negeri. Tapi perempuan pertama yang menjadi menlu Jerman itu, kini berdiri tegak sebagai tokoh muda di samping para pemimpin kawakan seperti Joe Biden dan Vladimir Putin.

https://p.dw.com/p/48A2P
Menlu Jerman Annalena Baerbock
Menlu Jerman Annalena BaerbockFoto: Thomas Imo/photothek/imago images

Tepat pada Hari Perempuan Internasional, 8 Maret, Menteri luar negeri Jerman Annalena Baerbock (Partai Hijau) menandai tiga bulan masa jabatannya. Dalam masa kurang dari 100 hari, dia telah muncul sebagaui salah satu anggota pemerintahan paling popular di Jerman.

Dalam jajak pendapat edisi terbaru Deutschlandtrend, yang dilakukan secara kontinyu setiap bulan, Annalena Baerbock naik ke peringkat dua terpopuler, setelah Kanselir Olaf Scholz (SPD). Sekitar 50% responden mengatakan mereka senang atau sangat senang dengan kinerja Annalena Baerbock. Ini berarti peningkatan sebesar 14 persen dari jajak pendapat sebulan sebelumnya.

Apresiasi tinggi untuk Annalena Baerbock, 41 tahun,  sebagian besar berasal cara dia menangani invasi Rusia ke Ukraina. Di Twitter, user Jerman memujinya dan menyebut Annalena Baerbock sebagai "pilihan terbaik" untuk posisi menteri luar negeri dalam situasi saat ini.

Menlu Jerman Annalena Baerbock di Sidang Umum PBB, 1 Maret 2022
Menlu Jerman Annalena Baerbock di Sidang Umum PBB, 1 Maret 2022Foto: Andrea Renault/Getty Images/AFP

Berani berbicara lantang dan tegas

Para pengamat politik juga tidak lupa, selama kampanye menjelang pemilihan umum federal Jerman 2021, Annalena Baerbock adalah satu-satunya kandidat kanselir yang menyebut pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia sebagai „sebuah kesalahan".

Majalah Berita terbesar Jerman "Der Spiegel" dan harian terkemuka "Die Zeit" memuji Annalena Baerbock karena berani "berbicara terus terang" tentang situasi krisis dan juga berani menegur Kremlin secara langsung.

Dalam pidatonya minggu lalu di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Annalena Baerbock menatap lurus ke arah menlu Rusia, Sergey Lavrov dan mengatakan dengan lantang dan tegas: "Anda telah menyalahgunakan kekuasaan Anda sebagai anggota tetap Dewan Keamanan. ... Anda bisa menipu diri Anda sendiri, tetapi tidak bisa menipu kita semua."

"Wanita muda ini"

Februari lalu, seorang jurnalis harian Tagesspiegel yang terbit di Berlin, Christoph von Marschall, di televisi melemparkan pertanyaan "apakah wanita muda ini" memang perlu pergi ke Ukraina di saat krisis dan bahkan berkunjung ke kawasan konflik. Lontaran pertanyaan itu langsung mengundang rentetan kritik dan tuduhan seksisme.

Menurut Agnieszka Brugger, jurubicara pertahanan dari Partai Hijau, kecenderungan feminis Annalena Baerbock memberinya wawasan khusus, terutama yang berkaitan dengan konflik saat ini. Salah satu bakat Baerbock adalah "melawan narasi bahwa negara-negara kuat punya hak-hak istimewa".

Brugger menyoroti dua pernyataan Annalena Baerbock tentang politik keamanan. Yaitu bahwa keamanan adalah "tentang apakah keluarga dan anak-anak kita di tengah Eropa dapat tumbuh dengan aman dan damai", dan setelah perjalanannya ke wilayah Donbas di Ukraina, Annalena Baerbock mengatakan: "Hanya ketika perempuan aman, semua orang bisa merasa aman."

(hp/as)