1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menjelang Pemilihan Parlemen Thailand

Edith Koesoemawiria19 Desember 2007

Pemilihan parlemen Thailand pada 23 Desember mendatang, memenuhi janji militer negera itu untuk mengembalikan demokrasi di Thailand. Namun pemilihan umum itu belum tentu bisa menjembatani jurang politik di negara itu.

https://p.dw.com/p/Cdpv
Thai Rak Thai dibubarkan setelah pemilu 2006 di Thailand.Foto: AP

Ada 480 kursi parlemen yang diperebutkan dalam pemilu Thailand hari Minggu mendatang. Jumlah ini termasuk kursi untuk 400 anggota parlemen yang mewakili 76 propinsi dan 80 wakil partai. Di Thailand terdapat lebih dari 40 partai politik dan lebih dari 3800 kandidat yang memperebutkan kursi parlemen itu.

Jumlah suara yang bakal dimenangkan partai Demokrat, yang sudah 61 tahun berdiri, diperkirakan akan berbeda tipis dengan suara untuk Peoples Power Party. Partai baru ini dibentuk oleh sejumlah politisi yang sebelumnya bergabung dalam partai Thai Rak Thai yang kini dilarang.

Setelah terbukti bertindak curang dalam pemilihan tahun 2006, Mahkamah Konstitusi Thailand membubarkan partai bekas perdana menteri Thaksin Shinawatra itu di kwartal kedua tahun ini dan melarang para petingginya untuk aktif dalam kegiatan politik.

Salah satu janji kampanye Peoples Power Party adalah untuk membawa Thaksin kembali ke Thailand dan menjamin proses hukum yang adil.

Kudeta militer Thailand atas pemerintahan Thaksin Shinawatra pada 19 September 2006, antara lain mendesak bekas Perdana Menteri Thailand untuk menetap dalam eksil.

Somkiat Tangkitvanich, Direktur Lembaga penelitian 'Thailand Development Research Institute' di Bangkok menilai, pemilihan parlemen ini belum tentu akan meningkatkan stabilitas politik.

“Faktor yang menentukan nantinya adalah partai mana yang akan membentuk pemerintahan. Namun yang perlu dipertimbangkan adalah bila partai pro Thaksin memenangkan pemilu ini, kegelisahan akan meningkat, justru karena kemungkinan terjadinya intervensi militer Thailand akan lebih besar. Tapi bila kubu yang bersaing, dalam hal ini Partai Demokrat dan aliansinya bisa menang dengan suara mayoritas maka ada kemungkinan situasinya akan membaik dengan cepat”.

Namun di mata masyararakat, partai Demokrat memiliki citra yang terlampau dekat dengan militer Thailand dan pemerintahan interim di Thailand saat ini. Oleh sebab itu, partai-partai kecil dan menengah lainnya memiliki peran penting. Peranan partai-partai ini memang diharapkan. Demikian menurut Somkiat Tangkitvanich,

“Ya bagaimanapun juga, pemerintahan yang mendatang tidak akan begitu stabil karena aturan pemilihan umum yang kami buat mendorong pembentukan koalisi besar daripada pemerintahan yang dipimpin oleh satu atau beberapa partai saja.”

Sejumlah partai seperti Partai Puea Pendin, Chart Thai dan Ruam Jai Thai diperkirakan akan memenangkan cukup banyak suara. Agenda partai-partai yang mendatangi langsung rumah-rumah konstituennya ini, amat mirip dengan agenda populis partai Thai Rak Thai dulu.

Namun ada juga partai-partai yang agendanya mendekati agenda Partai Demokrat. Partai Machimatipatai misalnya, berjanji akan memerangi korupsi yang meluas di Thailand. Koalisi politik apa yang akan terbentuk di Thailand akan ditentukan setelah pemilihan parlemen pada 23 Desember nanti.