1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menhan Jerman Pistorius Desak Deeskalasi di Timur Tengah

Michaela Küfner | Shakeel Sobhan
2 Agustus 2024

Dalam wawancara dengan DW, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mendesak de-eskalasi di Timur Tengah, usai pembunuhan petinggi Hamas dan Hezbollah oleh Israel. Dia juga mengajak negara NATO perbanyak investasi.

https://p.dw.com/p/4j2Mz
Menhan Jerman Boris Pistorius
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengawasi latihan gabungan maritim RIMPAC di Hawaii, Amerika Serikat.Foto: Soeren Stache/dpa/picture alliance

Di sela-sela kunjungannya ke Hawaii, Amerika Serikat, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius berbicara kepada DW pada Rabu (31/7) tentang kebijakan pertahanan yang terus berkembang di tengah berbagai krisis keamanan global.

Pistorius berada di jantung Samudera Pasifik untuk mengawasi partisipasi angkatan laut Jerman dalam latihan militer Rim of the Pacific, RIMPAC, yang dipimpin AS.

Kepada DW, dia menekankan perlunya de-eskalasi di Timur Tengah, terutama setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, pada hari Rabu di Teheran.

'Kami tidak menginginkan eskalasi lanjutan di Timur Tengah'

Pistorius menyerukan upaya diplomatik untuk mencegah konflik bereskalasi antara Israel dan jiran Arab. Perang Israel-Hamas yang bermula dari serangan kelompok militan pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan itu telah menyebar dari Jalur Gaza ke wilayah pendudukan Tepi Barat, Lebanon, Yaman, Suriah, dan Iran.

Pistorius bersepakat dengan rekan sejawatnya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, bahwa "eskalasi lanjutan" masih dapat dihindari.

"Eskalasi perlu dicegah karena tidak seorang pun dapat menginginkan atau bahkan membayangkan meluasnya perang di kawasan ini," kata Pistorius kepada DW. "Kita tidak membutuhkan eskalasi. Kami tidak menginginkan eskalasi."

Germany participates in Pacific Skies military exercises

"Kita harus melakukan segala cara untuk mengembalikan perdamaian di wilayah ini sesegera mungkin," imbuhnya.

Ketegangan di Timur Tengah meningkat menyusul pembunuhan Haniyeh pada hari Rabu dan laporan pembunuhan pemimpin Hezbullah Fouad Shukur pada hari Selasa (30/7).

Israel mengatakan, pembunuhan Shukur di ibu kota Lebanon, Beirut, dilakukan karena dia mendalangi serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Serangan itu menewaskan 12 anak-anak.

Perlunya kerja sama internasional di Indo-Pasifik

Pistorius juga menyoroti pentingnya kerja sama internasional di kawasan Indo-Pasifik, terutama dengan meningkatnya agresi Cina.

Pada hari Senin (29/7), keempat anggota Quad, AS, Australia, India, dan Jepang, merilis pernyataan bersama yang menyatakan keprihatinan atas manuver berbahaya militer Cina di Laut Cina Selatan, dan berjanji untuk mempertahankan kebebasan maritim di jalur dagang global tersebut.

Dalam wawancaranya, Pistorius menegaskan dukungan Jerman bagi negara-negara yang mendapat tekanan dari Beijing, seperti Filipina dan Korea Selatan. Dia mengatakan Jerman sedang menyesuaikan peraturan pengendalian ekspornya untuk meningkatkan kerja sama pertahanan dengan sekutu regional.

Dia menyebut kehadiran Jerman di Laut Cina Selatan dengan dua kapal di samping sekutu dan mitra lainnya sebagai "sinyal kuat" yang menunjukkan Jerman terus memantau situasi yang berkembang.

Hal ini juga menunjukkan "bahwa kami mendukung tatanan internasional berbasis hukum internasional, terutama jika menyangkut negara-negara yang lebih kecil."

German defense minister: NATO must do more for own security

'Investasi pertahanan NATO'

Dalam wawancaranya, Pistorius mengajak negara-negara Eropa dan anggota NATO lain agar "berbuat lebih banyak untuk keamanan mereka sendiri," terutama mengingat invasi Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.

Dia menyerukan peningkatan anggaran pertahanan di Eropa, dengan ancaman invasi di perbatasan timur NATO, dan dukungan untuk Ukraina sebagai benteng melawan Rusia.

"Kita harus memperkuat kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri, terutama dalam hal pertahanan udara."

Menurutnya, bantuan bagi Ukraina harus terlepas dari perubahan dalam pemerintahan AS. Pemilu AS mendatang dijadwalkan pada bulan November.

"Siapa pun yang mungkin duduk di Gedung Putih, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan dan kita harus bersatu dengan sekutu kita," kata dia. "Inilah yang harus kita lakukan di masa depan."

rzn/hp