1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
IptekSpanyol

Mengungkap Tindak Kejahatan Purba dengan Analisis DNA

Max Lebsanft
19 Oktober 2023

Aksi pembantaian brutal yang terjadi 9 ribu tahun di kawasan Pirenia, Spanyol berusaha diungkap ahli antropologi dengan teknik analisis DNA dari tulang dan email gigi para korban.

https://p.dw.com/p/4XVVs
Spanien Massengräber Spanischer Bürgerkrieg
Gambar simbolFoto: picture-alliance/dpa/E. Alonso

Tulang belulang yang ditemukan di situs gua Els Trocs di kawasan pegunungan Pirenia, Spanyol meliputi tulang lengan dan tungkai yang patah akibat kekerasan benda tumpul. Selain itu, ada pula tengkorak yang bolong akibat tembakan anak panah, juga tulang belulang lain berusia ribuan tahun, saksi bisu aksi kejahatan yang kejam dan brutal.

Peneliti antropologi Kurt Alt, menunjukkan tengkorak seorang perempuan lansia. Jika diamati dari dalam, terlihat anak panah datang dengan kecepatan tinggi, hingga ada bagian dalamnya yang sebagian hancur.

Para ahli arkeologi bekerja di Els Trocs sejak 10 tahun lalu, di mana mereka merekonstruksi banjir darah dari puluhan abad silam. Ahli antropologi Jerman, Kurt Alt terlibat sejak awal, dan bertanggung jawab untuk analisa tulang belulang manusia itu.

Genosida terhadap warga pendatang?

Ia mengungkap, tentu saja ini kejutan besar, bahwa dulu di sana terjadi semacamgenosida. "Kami tahu, semua orang dewasa tewas dipanah, kami bisa membuktikannya dari tulang belulang itu. Tulang mereka juga dipatahkan. Anak-anak juga tewas akibat kekerasan benda tumpul, dan akhirnya jasad itu dibuang ke gua dan dibiarkan tergeletak di sana", kata Alt.

Ungkap Tragedi Ribuan Tahun Lalu dengan Metode Modern

Pertanyaannya, siapa korban pembunuhan itu? Kembali ke laboratorium di Universitas Donau Krems, Kurt Alt dan rekan kerjanya Nicole Nicklisch meneliti dengan cermat tulang belulang itu. Mula-mula mereka menaganalisis DNA dari bagian dalam tulang temporal.

Kurt Alt menjelaskan, DNA yangg diambil dari bagian dalam tengkorak kondisinya lebih baik karena lebih terlindungi dibanding dengan tulang tangan, kaki, rusuk, telapak tangan atau kaki. Analisis DNA menunjukkan, orang-orang yang tewas tidak berasal dari kawasan setempat.

Sekitar 9.000 tahun lalu, para petani dari kawasan laut tengah Eropa tengah datang dan menghuni kawasan yang kini jadi Spanyol. Delapan jasad dari gua Els Trocs adalah para petani pemukim awal tersebut. Namun di tanah air barunya, mereka tidak sendirian. Mereka bertemu dengan para pemburu dan pengumpul dari warga asli.

Apakah pembunuhan di Els Trocs merupakan saksi bisu dari konflik berdarah antara dua kelompok manusia yang cara hidupnya sangat berbeda? Delapan orang korban adalah gembala, yang mengangon ternaknya ke padang rumput di pegunungan. Ditunjukkan, kelompok ini terdiri dari orang lanjut usia dan anak-anak.

Di saat kelompok pekerja muda dan produktif menanam biji-bijian di lembah, kelompok lebih tua dan anak-anak saat musim panas berpindah bersama ternaknya ke atas pegunungan.

Misteri pelaku kekejaman

Pertanyaan berikutnya: Siapa yang membantai kelompok ini? Para arkeolog sejauh ini tidak menemukan jejak para pelaku di dalam gua. Walau begitu, Kurt Alt punya menduga, bahwa para petani ini kepergok kelompok pemburu dan pengumpul, dan dibunuh di atas gunung. Namun ia menekankan ini sepenuhnya hipotesa, walaupun itu dibuat berdasarkan petunjuk yang mereka temukan, yaitu tingkat brutalitasnya.

Pertanyaan lain yang diperhitungkan adalah, apakah kemungkinan pelakunya juga sesama petani? Jika petani, apakah tindakannya bisa seefisien dan sebrutal itu? Itu semua belum terjawab.

Jika ada tulang belulang pelaku, Kurt Alt pasti bisa memecahkan misteri ini. Tapi selama itu tidak ditemukan, gua Els Trocs akan tetap memendam misteri itu sendirian. (ml/as)