Mengenaskan, Bencana Kelaparan di Madaya
Hati siapa tak tercabik, melihat derita rakyat di Suriah kibat perang sipil tak berkesudahan. Musim dingin menambah derita yang berkepanjangan. Kelaparanpun merajalela di Madaya, Suriah.
Tak mampu bergerak
Akibat perang tak berkesudahan, kelaparan melanda Madaya, Suriah. Anak lelaki ini berjuang bertahan hidup. Nasib warga lainnya tak jauh berbeda. Bantuan pertolongan dibutuhkan sesegera mungkin. Karena tidak ada yang dimakan, merekapun menjadi sulit bergerak. Foto ini diperoleh dari oposisi Suriah di Perancis. DW belum memperoleh konfirmasi lebih lanjut.
Hanya air dan daun yang tersisa
Yang tersisa hanya air dan dedaunan. Terkadang warga mencari sampah yang masih bisa dimakan. Jika musim dingin datang da dan tak lagi tumbuh, tak ada lagi yang dapat dimakan.
Krisis kelaparan parah
Seorang balita dalam gambar yang diambil dari video tanggal 5 Januari 2016 ini menjadi peringatan bahwa bencana kelaparan sudah sangat darurat. Apalagi musim dingin tiba, dedaunanpun meranggas. Bencana kelaparan ditengarai akan semakin mengerikan.
Anak jadi korban
Dalam perang yang dilakukan oleh orang-orang dewasa, anak kecil yang tidak berdosa selalu menjadi korban. Sudah lebih dari setengah tahun, kelaparan melanda Madaya. Diperkirakan 40 ribu orang menjadi korban kelaparan di wilayah yang dekat dengan Damaskus ini. Foto ini diperoleh dari oposisi Suriah di Perancis. DW belum memperoleh konfirmasi lebih lanjut.
Bencana kemanusiaan
Foto anak-anak Suriah yang kelaparan parah telah memicu kemarahan masyarakat internasional. Berbagai pihak internasional menyebutnya sebagai bencana kemanusiaan. Foto ini diperoleh dari oposisi Suriah di Perancis. DW belum memperoleh konfirmasi lebih lanjut.
Menyulut protes
Sehubungan kelaparan yang melanda Suriah, para demonstran melakukan aksi protes di Maret el Numan, distrik Idlib, Syria.
Bantuan tak bisa masuk
Penduduk Madaya menderita tidak bisa meninggalkan kota karena terkepung pasukan bersejata loyalis Presiden Suriah, Bashar al Assad sejak Juli 2015. Karena akses masuk ke kota itu diblokade, semua alat tranportasi pembawa bantuan kemanusiaan tidak bisa didatangkan.
Akses dibuka
Menurut laporan World Food Programme (WFP),bantuan makanan dari WFP, Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah telah dikirimkan, setelah presiden Assad memberikan izin masuknya kembali bantuan ke Madaya.
Bantuan ke kota-kota lain.
Pada saat bersamaan, bantuan pasokan makanan dan obat-obatan bukan hanya ditujukan ke Madaya saja, melainkan juga ke dua kota lainnya: Fuaa and Kafraya.