1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
IptekRusia

Mengenal Sosok Miliarder CEO Telegram Pavel Durov

Darko Janjevic
27 Agustus 2024

Miliarder asal Rusia ini sering dibandingkan dengan Mark Zuckerberg. Tapi, Pavel Durov marah saat perusahaan pertamanya, VKontakte, juga dianggap sebagai tiruan Facebook.

https://p.dw.com/p/4jx3I
Pavel Durov, Pengusaha Rusia dan pendiri jejaring sosial Telegram
Pavel Durov, yang dijuluki "Mark Zuckerberg dari Rusia,"Foto: Albert Gea/REUTERS

Penangkapan Pavel Durov secara tak terduga di Prancis telah mengguncang aplikasi buatannya, Telegram, yang memiliki lebih dari 900 juta pengguna aktif.

Miliarder kelahiran Rusia ini menciptakan aplikasi tersebut bersama kakaknya yang juga seorang ahli matematika dan programmer berbakat, Nikolai Durov.

Kakak beradik ini membangun reputasi platformnya yang menjaga privasi penggunanya dengan lapisan perlindungan data dan telah berulang kali menentang otoritas negara yang meminta akses pada aplikasi mereka.

Pengkritik platform Telegram menggambarkannya sebagai aplikasi "Wild West”, yang merujuk pada zaman di Amerika Serikat (AS) era abad ke-19, di mana disinformasi dan propaganda banyak menyebar dengan sedikit atau bahkan tanpa pengawasan.

Namun, Telegram hanyalah salah satu proyek yang diluncurkan oleh Pavel Durov, yang sering disebut sebagai "Mark Zuckerberg-nya Rusia.”

Dokumen Meta: Setiap Harinya 100.000 Anak Alami Pelecehan Seksual

VKontakte: Saingan Facebook dari Rusia

Pavel Durov lahir di Sankt Peterburg, bekas negara Uni Soviet, pada 1984. Kedua orang tuanya merupakan dosen di Universitas Negeri Sankt Peterburg. Ketika Durov berusia empat tahun, keluarganya pindah ke Italia. Durov mulai bersekolah di sekolah dasar Turin.

Pada 1992, keluarganya kembali ke kota asal Durov dan ayahnya mengambil alih jabatan sebagai kepala departemen bahasa klasik di Universitas Negeri Filologi. Durov melanjutkan pendidikannya di Rusia, dan mulai terjun ke dunia pemrograman saat SMA.

Setelah itu, Durov berkuliah mengambil jurusan bahasa Inggris, di mana dia mendirikan perpustakaan digital "Durov.com” dan sebuah forum daring bagi mahasiswa. Durov juga sempat mengakui membuat akun online yang berbeda-beda, dan berdebat dengan dirinya sendiri di forum itu demi meningkatkan diskusi.

Sambil menyelesaikan studinya untuk mendapatkan gelar penerjemah bahasa Inggris pada 2006, miliarder teknologi masa depan ini juga fokus menciptakan jejaring sosial, terinspirasi oleh Mark Zuckerberg, yang meluncurkan "Facebook” pada 2004.

Platform milik Durov, VKontakte (In Contact), diluncurkan pada akhir 2006. Pembuatan aplikasi itu sebagian didukung oleh dana yang diperoleh dari teman sekelas dan mitra bisnis Durov, Vyacheslav Mirilashvili, putra seorang pengusaha kontroversial Mikhael Mirilashvili.

Media sosial ini menggaet tiga juta pengguna pada 2007 dan terus meningkat, dan mengukuhkan posisinya sebagai platform yang cukup dominan di Eropa Timur.

Layanan "streaming” menjadi senjata rahasianya

Pada tahun-tahun awal, bagi para pengguna di Barat yang bergabung dengan VKontakte, platform ini tidak lebih dari sekadar tiruan Facebook buatan Rusia. 

Namun, VKontakte memiliki fitur yang tidak dapat ditandingi oleh Facebook. Karena penegakan hukum hak cipta di Rusia begitu lemah, pengguna VKontakte dapat mengunggah dan melakukan streaming  semua jenis konten video, termasuk film Rusia dan Hollywood.

Durov kemudian mengatakan bahwa dia merujuk pada Facebook sebagai contoh "apa yang tidak boleh dilakukan.”

"Saya mendirikan sebuah perusahaan yang mereka sebut sebagai Facebook-nya Rusia,” kata Durov kepada jurnalis asal AS Tucker Carlson, pada April 2024. "Kami tidak suka menyebutnya seperti itu karena kami sebenarnya berhasil melakukan banyak hal sebelum Facebook dan itu mendefinisikan bagaimana industri media sosial berkembang selama bertahun-tahun.”

Bernyanyi untuk Protes Rencana Pemerintah

Menerbangkan uang tunai dengan pesawat kertas

Popularitas perusahaan yang semakin meningkat, membuat Durov semakin berkonflik dengan pemerintah Rusia. Pada 2011 dan 2012, oposisi Rusia menggunakan media sosialnya untuk mengoordinasikan aksi protes antipemerintah, dan pihak berwenang menekan VKontakte untuk memutus jalur komunikasi itu.

Durov menolaknya. Situasi serupa juga terjadi pada akhir 2013 dan 2014, ketika warga Ukraina memulai protes "Euromaidan” yang pada akhirnya berujung pada penggulingan Presiden Viktor Yanukovych yang pro-Rusia. Durov mengeklaim bahwa para pejabat Rusia telah menekannya untuk mengungkapkan data pribadi para penyelenggara protes di Ukraina tersebut, dan dia menolak permintaan itu.

Durov pun menjadi miliarder dan mulai membangun reputasinya sebagai sosok yang eksentrik. Pada 2012, dia dikritik karena memasukkan uang tunai ke dalam pesawat kertas dan menerbangkannya ke jalanan dari kantornya di Sankt Peterburg. Orang-orang di jalanan berebut mengambil pesawat kertas, dan Durov berkelakar di dunia maya menyebut orang-orang itu menjadi "liar”.

Pada 2013, Durov dan kakaknya pun akhirnya meluncurkan aplikasi Telegram. Durov mengeklaim bahwa ide untuk membuat platform perpesanan terenkripsi ini muncul ketika polisi bersenjata datang ke rumahnya di Rusia. Saat itu, ia ingin memberi tahu kakaknya tentang apa yang terjadi dan mengoordinasikan langkah mereka selanjutnya, tetapi menyadari bahwa tidak ada saluran komunikasi yang tersedia, yang cukup aman jauh dari pengawasan.

Aplikasi Telegram buatan Pavel Durov
Durov bertekad untuk terus menambahkan fitur-fitur baru pada aplikasi buatannyaFoto: Jaap Arriens/Nur Photo/picture alliance

Telegram bergabung dengan Apple dan Google, ikut larang aplikasi Navalny

Menghadapi tekanan yang meningkat dari pemerintah Rusia, Durov menjual sahamnya di VKontakte dan meninggalkan Moskow pada 2014. Dia segera memperoleh kewarganegaraan Karibia, Saint Kitts dan Nevis, kemudian mendapatkan paspor Prancis dan kewarganegaraan Uni Emirat Arab beberapa tahun kemudian.

Timnya mencoba menetap di berbagai negara, termasuk Inggris, Jerman, dan AS, sebelum akhirnya menetap di Dubai.

Berbicara dengan Carlson, Durov mengatakan kalau intelijen AS sedang mencoba merekrut salah satu stafnya untuk membuat perangkat lunak yang akan memungkinkan mereka mengakses "pintu belakang” ke aplikasi buatannya. Durov juga mengatakan bahwa dia berulang kali ditanyai oleh agen FBI saat mengunjungi AS.

Pada 2018, pihak berwenang Rusia mencoba memblokir aplikasi Telegram setelah manajemennya menolak untuk memberikan akses kepada badan intelijen FSB Rusia, masuk ke percakapan seorang pengguna. Pemblokiran itu gagal. Aplikasi pesan ini masih berfungsi di Rusia dan digunakan oleh banyak pejabat senior negara.

Namun, catatan Telegram dalam melawan penyensoran negara tidak sepenuhnya tanpa cacat. Pada 2021, platform itu pun bergabung dengan Apple dan Google untuk memblokir perangkat lunak "Smart Voting” atau "Pemungutan Suara Pintar” yang diusung oleh mendiang pemimpin oposisi Alexei Navalny, di mana perangkat lunak itu bisa memungkinkan pemilih Rusia memberikan suara secara strategis untuk melawan partai-partai pro-rezim.

Miliarder Rusia tanpa kapal pesiar

Durov menggambarkan dirinya sebagai seorang "libertarian” dan "warga dunia”, yang prioritas utamanya adalah kebebasan pribadi. Tujuh aturan hidup sehatnya meliputi berhenti mengonsumsi alkohol dan produk daging, serta memilih untuk melajang.

Foto-foto Durov di akun Instagram, banyak memamerkan fisiknya dengan latar belakang sinematik yang memukau, yang menginspirasi banyaknya lelucon dan meme di kalangan pengguna internet berbahasa Rusia.

Meski belum menikah, Durov memiliki setidaknya lima anak dari dua perempuan yang berbeda. Dalam unggahan onlinenya pada Juli 2024, Durov mengatakan bahwa ia "baru saja diberitahu bahwa saya memiliki lebih dari 100 anak biologis” berkat upayanya sebagai pendonor sperma.

"Sekarang saya berencana untuk membuka DNA saya, sehingga anak-anak biologis saya dapat menemukan satu sama lain dengan mudah,” katanya dalam sebuah unggahan di Telegram.

Kekayaan bersih Durov, yang akan berusia 40 tahun tahun ini, ditaksir oleh Forbes mencapai $15,5 miliar (Rp240 triliun). Durov mengaku tidak memiliki properti mewah, jet atau kapal pesiar, dan secara terbuka mengecam bahayanya "konsumsi berlebihan”.

Mengomentari serangan besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022 lalu, Durov menyebut itu sebagai "tragedi” dan menunjukkan asal usul ibunya yang berasal dari Ukraina.

"Hingga hari ini, kami memiliki banyak kerabat yang tinggal di Ukraina. Oleh karena itu, konflik tragis ini bersifat pribadi bagi saya dan juga Telegram,” tulisnya. 

 

(kp/yf)