1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Melongok Kawasan Bebas Atribut Pemilu

7 April 2009

Partisipasi mensukseskan pemilu 2009 tidak melulu diramaikan dengan pemasangan segala jenis atribut partai politik dan calon legislatif. Seperti warga di kelurahan Kadipaten, Kecamatan Keraton, Jogjakarta.

https://p.dw.com/p/HRsP

Di kawasan Kadipaten pada masa kampanye terbuka tidak dijumpai segala bentuk atribut pemilu, baik bendera, spanduk hingga stiker yang tertempel. Bahkan warga mengklaim wilayahnya sebagai kampung bebas atribut pemilu.

Spanduk bertuliskan ”Lingkungan RW 05 Tanpa Atribut Parpol” di pintu masuk kawasan padat penduduk Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Keraton, Jogjakarta, ini mempertegas wilayah mereka sebagai kampung bebas atribut pemilu. Suasana di perkampungan yang dihuni sekitar 500an keluarga itu, terlihat bersih dan asri.

Sepintas memang terkesan warga tidak peduli dengan kampanye pemilu yang tengah berlangsung. Mereka juga sepertinya enggan terlibat dalam kampanye.

Namun, warga memiliki alasan sendiri untuk tidak memasang segala bentuk atribut pemilu ini. Menurut pengurus rukun tetangga, Aris Alfiatun, keputusan ini merupakan hasil kesepakatan warga. Masalah keharmonisan warga dan keindahan lingkungan menjadi pijakan dikeluarkannya aturan tak tertulis tersebut.

Pemandangan di kampung ini memang terlihat sangat kontras jika dibandingkan dengan tempat lain, di mana rumah-rumah penduduk, tiang listrik dan pagar di luar lingkungan sudah sesak semrawut dengan poster, bendera, serta spanduk parpol dan caleg.

Pengurus warga lain, Muhamad Taufik, menambahkan, kebijakan pelarangan pemasangan atribut baru muncul pada pemilu kali ini, karena banyaknya perbedaan.

Meski pemilu kali ini tidak diramaikan atribut partai, bukan berarti warga menjadi apatis terhadap hajatan lima tahunan itu. Warga juga sering datang ke kampanye terbuka dan kegiatan politik. Sosialisasi yang dilakukan parpol dan caleg pun dilakukan lebih santun. Selain itu, tingkat kesadaran berpolitik warga Kadipaten pun terbukti cukup tinggi. :

Noni Sunarni

Editor : Ayu Purwaningsih