1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Media Cina dan Olimpiade

Ging Ginanjar21 Agustus 2008

Begitu banyak peristiwa olahraga yang spektakuler terjadi di Olimpiade Beijing 2008 ini. Yang ganjil, media Cina sendiri tak banyak yang perhatiannya tertuju pada prestasi atlet-atlet mereka.

https://p.dw.com/p/F1xe
Foto: picture-alliance/dpa

Peristiwa yang menonjol antara lain catatan sejarah baru di dunia renang oleh Mike Phelps dari Amerika yang meraih 8 medali emas. Atau prestasi luar biasa Usain Bolt dari Jamaica yang sejauh ini sudah memecahkan dua rekor dunia atletik paling bergengsi. Atau untuk tuan rumah Cina sendiri, untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka begitu dominan. Mereka mendulang medali emas, bahkan dari cabang-cabang olah raga yang tak disangka-sangka.

Tapi, perhatian media Cina justru terarah pada urusan-urusan lain yang sering sama sekali tak terkait dengan olah raga.

Seperti terlihat dalam jumpa pers menyusul kesuksesan kuartet Cina Tang Bin, Jin Ziwei, Xi Aihua dan Zhang Yang yang secara mengejutkan memperoleh emas dayung puteri. Seorang wartawan Cina, dari sebuah suratkabar di Shanghai bukannya melontarkan pertanyaan mengenai perjuangan olah raga empat atlet itu. Melainkan:

“Kalian ini empat perempuan yang sangat muda dan sangat cantik. Kalian berlatih begitu keras. Apa yang kalian lakukan untuk menjaga kecantikan, untuk melindungi kulit kalian dari matahari?”

Para atlet itu terkesima dengan pertanyaan yang tak disangka-sangka. Mereka terdiam dan awalnya semua enggan menjawab. Sampai kemudian seorang di antaranya angkat suara:

“Memang bagi kaum perempuan sebaya kami, kecantikan merupakan hal yang sangat diperhatikan. Namun untuk urusan olympiade, itu tidak dipentingkan. Latihan-latihan yang begitu berat tentu membuat kulit kami jadi coklat. Lihat saja kulit saya. Namun saya sendiri bukan orang yang suka berdandan. Kendati memang saya menggunakan krim untuk melembabkan kulit. Tetapi Anda menganggap kami cantik? Buat saya kecantikan tidak cuma urusan luar. Kecantikan memancar dari dalam batin.”

Boleh jadi keempat atlet itu tersinggung, karena wartawan seakan tidak tertarik pada prestasi dan jerih payah perjuangan mereka di lapangan. Dan justru lebih tertarik pada urusan penampilan fisik yang sama sekali tak ada urusan dengan prestasi. Dalam kesempatan lain, superstar bola basket Yao Ming, juga tak kurang kagetnya, karena wartawan bertanya mengenai kekayaannya. Sesuatu yang bisa ditanyakan dalam kesempatan lain, namun tidak dalam olimpiade. Hanya, berbeda dengan empat atlet dayung Cina yang relatif masih. katakanlah, bau kencur, Yao Ming adala seorang mega bintang yang terbiasa dengan wartawan. Ia cukup tenang dalam menjawab.

"Wah, barangkali saya mesti lebih sering menonton siaran bisnis di televisi Anda. Manajer keuangan saya menangani urusan itu, dengan menanam modal di pasar saham dan real estate. Sebagai seorang pebisnis sejati, saya tentu saja tidak bisa mengungkapkannya begitu saja."

Bukan cuma para bintang Cina saja yang terbengong-bengong. Para wartwan Cina juga menyodok para atlet dari negeri lain dengan berbagai pertanyaan janggal. Britta Heidemann, peraih medali emas Jerman di cabang anggar yang kebetulan bisa berbahasa Cina, sering mengalaminya. Britta Heidemann mengungkapkan, bagaimana wartawan Cina beraksi saat olimpiade.

"Pertanyaannya sering kali sangat pribadi. Sesuatu yang di negara lain hanya bisa terjadi di koran kuning. Mereka bahkan bisa juga mengatakan: „Hey, Anda sekarang gemuk, atau kurus, atau pucat. Atau berapa penghasilan Anda? Atau apa buku favorit Anda?"

Menurut Pan Lijuan, seorang reporter dari sebuah harian olah raga yang terbit di Shanghai, itu karena tuntutan para pembaca. Dan gossip sekitar para pesohor olah raga merupakan cerita yang bisa membuat koran laris terjual. Diungkapkan Pan Lijuan:

"Sebagian besar penggemar olah raga Cina tak lagi tertarik pada urusan olah raganya. Mereka kurang peduli pada prestasi atau keberhasilan di bidang olah raga. Mereka lebih tertarik pada kehidupan pribadi atlet pujaan mereka."