1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Masinis Jerman Mogok Kerja Tiga Hari, Tuntut Kenaikan Upah

11 Agustus 2021

Serikat masinis kereta api Jerman mogok kerja selama tiga hari untuk menuntut kenaikan upah. Operator kereta api Jerman Deutsche Bahn mengatakan pemogokan itu merupakan "eskalasi yang tidak perlu" dalam negosiasi upah.

https://p.dw.com/p/3ypR1
Deutsche Bahn Intercity Express
Pemogokan akan memengaruhi kereta regional dan jarak jauh di seluruh JermanFoto: Sachelle Babbar/picture alliance

Masinis Jerman mogok kerja mulai Selasa (10/08) malam hingga Jumat (13/08) pagi, kata serikat masinis kereta GDL, setelah gagal bernegosiasi dengan operator kereta api Deutsche Bahn.

Kepala GDL Claus Weselsky mengatakan 95% dari anggota serikat mendukung pemogokan kerja. "Itu lebih dari yang kami harapkan. Hasilnya sangat jelas menunjukkan suasana hati para staf Deutsche Bahn," kata Weselsky.

Pemogokan berhari-hari ini menjadi peristiwa pertama dalam sektor lalu lintas kereta api, setelah pada Desember 2018 para masinis berhenti bekerja selama empat jam. Pemogokan ini akan memengaruhi jadwal kereta regional dan kereta jarak jauh di seluruh negeri.

Masinis kargo Deutsche Bahn dilaporkan berhenti beroperasi pada pukul 19:00 waktu setempat, sementara kereta penumpang akan terpengaruh mulai pukul 02:00.

Ratusan ribu penumpang kereta akan terpengaruh oleh pemogokan, meskipun pelanggan yang telah membeli tiket berhak mendapatkan pengembalian uang. Hingga berita ini diturunkan, masih belum jelas bagaimana Deutsche Bahn akan menangani gangguan pada jalur pengiriman dan pasokan. 

Deutsche Bahn: Pemogokan adalah 'eskalasi yang tidak perlu'

Pemogokan terjadi selama sibuknya liburan musim panas dan saat perjalanan menggunakan kereta api sedang meningkat.

Meskipun demikian, GDL telah menuntut kenaikan upah 3,2% dan tunjangan virus corona satu kali sebesar €600 (Rp 10 juta) untuk masinisnya.

Namun, Deutsche Bahn sudah berjuang untuk menutupi kerusakan senilai sekitar € 1,3 miliar euro (Rp 21,9 triliun) yang disebabkan oleh banjir besar yang melanda Jerman barat bulan lalu. 

Perusahaan menyebut keputusan untuk mogok minggu ini sebagai "eskalasi yang tidak perlu."

"Para pemimpin GDL menghancurkan kemajuan yang sangat kita butuhkan, mengingat adanya kerusakan besar akibat pandemi virus corona," kata Martin Seiler, anggota dewan DB untuk sumber daya manusia dan urusan hukum.

Tapi Weselsky membalas respons DB, dengan menuduh manajer DB "memperkaya diri mereka sementara orang-orang kecil kesulitan."

Pemimpin perusahaan menekankan bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat untuk mogok, tetapi penghentian para pekerja akan berakhir Jumat pagi, agar tidak mengganggu perjalanan di akhir pekan.

(bn/pkp)