1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mantan Menteri Dalam Negeri Timor Leste Divonis

7 Maret 2007

Rogerio Lobato dijatuhi hukuman 7,5 tahun penjara. Bisakah naik banding?

https://p.dw.com/p/CP8H

Pengadilan Dili menyatakan Rogerio Lobato, mantan menteri dalam negeri Timor Leste bersalah membagi-bagikan senjata kepada kelompok milisi. Keputusan hakim Ivo Nelson Batista diumumkan hari Rabu (07/03) kepada hadirin yang melimpah ruah di ruang sidang. Rogerio Lobato yang dihukum tujuh setengah tahun penjara, masih sempat tersenyum ketika meninggalkan pengadilan.

Selain membagikan senjata, Rogerio Lobato juga dinyatakan bersalah karena tidak mampu menghentikan kerusuhan berdarah yang berlangsung di ibukota Timor Leste Mei tahun lalu. Hakim Ivo menegaskan bahwa sebagai bagian dari pemerintahan, Lobato juga bertanggung jawab atas keamanan di dalam negeri. Sementara itu, Rogerio Lobato dibebaskan dari sejumlah dakwaan lain. Pengacara pembela, Paulo Remidios, mengatakan bahwa Lobato akan naik banding. Kepada DW, usai sidang ia mengatakan:

“Pengadilan membebaskan Rogerio Lobato dari sejumlah hal, walaupun dalam beberapa hal lain ia dinyatakan bersalah. Kami menilai ia seharusnya dinyatakan sama sekali tidak bersalah. Saat ini, ia dinyatakan tidak bersalah menggunakan dana publik, penggunaaan seragam dan selain itu dinyatakan tidak terlibat dalam kasus-kasus pembunuhan di Caicoli terhadap Meteri . Menurut kami, seharusnya ia dibebaskan dari semua pokok gugatan. Seseorang bisa bersalah atau tidak bersalah, tapi tidak bisa dong bersalah untuk hanya sebagian hal itu. “

Sementara Rogerio Lobato menjalani tahanan rumah sambil menunggu putusan banding, di Australia, Dr Angela Freitas ketua Partai Buruh Trabalhista justru mengkhawatirkan bahwa Lobato akan menerima amnesty. Ia menilai bahwa jauh lebih banyak pihak yang terlibat dalam skenario politk, yang menyebabkan kerusuhan di Timor Leste. “Ini hanya upaya untuk menutup-nutupi kesalahan yang lain, saya pikir Lobato akan diberikan amnesti nantinya.” Demikian ungkap Freitas.

Tahun lalu setelah pemecatan hampir 600 tentara Timor Leste, negara kecil itu mengalami kerusuan berdarah yang menewaskan sedikitnya 37 orang dan menyebabkan lebih dari 100 ribu orang mengungsi. Kondisi yang tak terkendali ini menyebabkan mundurnya mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri, yang saat itu dilibatkan oleh Lobato sebagai tokoh yang justru memerintahkan pembagian senjata itu.

Permasalahan yang belum terselesaikan itu berlangsung hingga kini, di mana Alfredo Reinado Alves, mantan perwira militer Timor Leste didikan Australia yang sekarang memimpin sebagian dari tentara Timor Leste yang dipecat itu, belum ditangkap. Perintah penangkapannya akhir Februari telah mengundang amarah rakyat setempat dan menyebabkan luapan aksi kekerasan. Sehubungan dengan itu, Perdana Menteri Timor Leste Dr. Jose Ramos Horta, memerintahkan tentara Falintil – FDTL untuk memperkuat keamanan dan menjaga perkantoran pemerintah agar tidak dibakar dan dirusak oleh massa yang protes.