1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Malaysia Protes "Penyusupan" 16 Pesawat Militer Cina

2 Juni 2021

Pemerintah Malaysia akan mengeluarkan protes diplomatik terhadap "penyusupan"16 pesawat militer Cina ke wilayah udaranya, kata menteri luar neger Hishammuddin Hussein.

https://p.dw.com/p/3uKCi
Pesawat militer Cina H-6K berpatroli di Laut Cina Selatan, 2018
Pesawat militer Cina jenis pesawat pembom H-6K berpatroli di Laut Cina Selatan, 2018Foto: picture-alliance/AP Photo/Xinhua/Liu Rui

Malaysia menyatakan mengerahkan jet tempurnya untuk mencegat 16 pesawat militer Cina di lepas pantai negara itu di Laut Cina Selatan. Insiden langka ini dikecam menteri luar negeri Malaysia Hishammuddin Hussein dari Selasa (1/6).

Insiden itu terjadi hari Senin (31/5) di atas wilayah perairan yang dipersengketakan oleh Cina dan Malaysia. Pesawat-pesawat tempur Cina itu tertangkap oleh radar Malaysia dan beberapa upaya dilakukan untuk menghubungi pesawat dan meminta mereka berbalik. "Tetapi mereka tidak bereaksi", kata Angkatan udara Malaysia dalam sebuah pernyataan.

Pesawat angkatan udara Cina mendekati wilayah kedaulatan udara Malaysia dalam "formasi taktis" dan terbang dalam jarak sekitar 60 mil laut dari pantai. Saat mereka makin mendekat, angkatan udara Malaysia mengirim jet tempur untuk mencegat dan mengidentifikasi armada jet tempur itu.

Menlu Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan, dia akan memanggil duta besar Cina di Kuala Lumpur untuk menjelaskan "pelanggaran wilayah udara dan kedaulatan Malaysia ini." Kedutaan Besar Cina membantah pesawat tersebut melanggar wilayah udara Malaysia.

Kapal induk Cina Liaoning di Laut Cina Selatan
Kapal induk Cina Liaoning di Laut Cina SelatanFoto: Reuters

Penyusupan Cina di atas pantai Sarawak

Angkatan Udara Malaysia mengatakan radarnya menangkap pesawat Cina pada hari Senin dekat Luconia Shoals yang dikelola Malaysia, daerah penangkapan ikan di Laut Cina Selatan yang disengketakan. Pesawat-pesawat Cina kemudian bergerak hampir 60 mil laut (110 kilometer) di lepas pantai Sarawak di pulau Kalimantan.

Setelah upaya untuk menghubungi pesawat gagal, angkatan udara mengirim pesawat tempurnya untuk mengidentifikasi mereka. Pesawat-pesawat itu antara lain diidentifikasi sebagai pesawat pengangkut strategis Ilyushin Il-76 dan Xian Y-20, terbang di antara 23.000-27.000 kaki (7.000-8.000 meter), ketinggian yang biasanya digunakan oleh penerbangan komersial. Malaysia menyebut insiden itu sebagai "ancaman serius" bagi kedaulatan nasional dan keselamatan penerbangan.

"Sikap Malaysia jelas, menjalin hubungan diplomatik yang bersahabat dengan negara mana pun, (tapi) tidak berarti kami akan membahayakan keamanan nasional kami," kata Hishammuddin Hussein dalam pernyataannya. Dia mengatakan akan menyampaikan keprihatinan serius Malaysia tentang masalah ini kepada Cina.

Kedubes Cina bantah pesawatnya langgar wilayah udara Malaysia

Kedutaan Besar Cina di Kuala Lumpur membela kegiatan tersebut, dengan mengatakan pesawat militernya tidak melanggar wilayah udara Malaysia dan berada di wilayah bebas terbang. Pesawat-pesawat itu sedang melakukan "pelatihan penerbangan rutin" dan tidak menargetkan negara mana pun.

Selama pelatihan itu, pesawat-pesawat militer Cina secara ketat "mematuhi hukum internasional yang relevan dan tidak memasuki wilayah udara teritorial negara lain", kata kedutaan besar Cina dalam rilisnya.

Malaysia adalah salah satu dari enam negara, termasuk Indonesia, yang terlibat sengketa klaim maritim atau teritorial dengan Cina di Laut Cina Selatan. Tidak seperti Vietnam dan Filipina, Malaysia biasanya menghindari sengketa publik dengan Cina, yang merupakan mitra dagang terbesar Malaysia.

hp/as (afp, ap, dpa)