1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Malaysia Gagalkan Penyelundupan Sabu Terbesar

28 Mei 2018

Malaysia menyita Crystal Methamphetamine atau sabu seberat lebih dari 1 ton. Ini adalah penyelundupan narkoba terbesar dalam sejarahnya.

https://p.dw.com/p/2yR3z
Droge Methamphetamin Crystal Meth
Foto: imago/blickwinkel

Hampir hampir 1,2 ton Crystal methamphetamine yang disamarkan sebagai teh diamankan petugas Malaysia. Enam tersangka ditangkap.

Narkoba seharga 71 juta ringgit atau senilai 18 juta dollar AS itu dikirim dalam kontainer dari Yangon, Myanmar, ke Port Klang, di pinggiran Kuala Lumpur, demikian disampaikan Direktur Jenderal Bea Cukai Malaysia, Subromaniam Tholasy kepada wartawan."Ini adalah penyitaan terbesar yang terlihat dalam sejarah kami dalam hal nilai dan beratnya."

Dilabeli sebagai bahan makanan

Crystal methamphetamine adalah obat sintetik yang sangat adiktif juga dikenal sebagai Crystal Speed, sabu dan yaba.

Penyitaan kiriman obat terlarang lewat pengapalan itu dilakukan pada tanggal 22 Mei lalu. Dalam pengirimannya, barang itu disebutkan sebagai "bahan makanan" dan terasosiasi pada sebuah perusahaan perdagangan Malaysia yang berbasis di pinggiran Kuala Lumpur, kata Subromaniam.

Tiga warga negara Myanmar dan tiga warga Malaysia ditangkap dalam operasi tersebut. "Kami masih menyelidiki, tetapi kami percaya sindikat itu memiliki hubungan dengan sindikat di Myanmar,” tambah Subromaniam seraya menambahkan bahwa para pejabat juga menyita sejumlah kecil heroin dan sekitar 1 juta selundupan rokok.

Ancaman kesehatan global

Pasar methamphetamin telah berkembang pada tingkat yang mengkhawatirkan di Asia. Para pakar di beberapa negara di kawasan ini melaporkan peningkatan penggunaannya pada tahun 2015.

Dalam laporan World Drug 2017, badan PBB untuk Narkoba dan Kejahatan menyebutkan metamfetamin menjadi ancaman kesehatan global terbesar.

Selama beberapa dekade, Myanmar menjadi produser opium dan heroin, serta telah menjadi sumber sebagian besar metamfetamin di Asia Tenggara. Sebagian besar diproduksi di kawasan perbatasan tanpa hukum di luar kendali pemerintah.

ap/hp(rtr)