1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

230609 Großbritannien Spesenskandal

23 Juni 2009

Majelis Rendah Inggris memilih John Bercow dari kubu konservatif sebagai ketua baru. Pendahulunya mengundurkan diri karena tertimpa skandal. Pengunduran seperti ini terjadi terakhir kali 300 tahun yang lalu.

https://p.dw.com/p/IXPA
Dukungan parlemen bagi PM Gordon Brown semakin berkurangFoto: AP

John Bercow dari Partai Konservatif terpilih sebagai ketua baru Majelis Rendah Inggris di putaran ketiga pemilihan. Hanya sedikit anggota majelis yang mengira Bercow bakal terpilih, bahkan pasar taruhan di London tidak menjagokannya di antar kesepuluh kandidat yang dicalonkan sebagai ketua baru Majelis Rendah. Anggota parlemen Inggris berusia 46 tahun itu menjanjikan akan melaksanakan reformasi Majelis Rendah secepat mungkin. Sejak beberapa pekan ini parlemen Inggris dilanda skandal fasilitas tambahan dan penyelesaian rekening bagi anggota-anggotanya. Anggota majelis segala partai terlibat dalam skandal ini, sebab itu ketua Majelis Rendah lama Michael Martin terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya. John Bercow menuturkan:

„Sebagian besar rakyat Inggris geram dan kecewa karena hal ini. Kita harus mereformasikan diri. Namun perkenankan saya untuk menyampaikan satu hal. Saya percaya mayoritas anggota majelis jujur dan bersikap benar. Mereka itu terjun di dunia politik bukan untuk membuat hidup mereka lebih nyaman, akan tetapi karena ingin mengabdi demi kebaikan masyarakat."

Pakar politik John Curtis mengatakan, skandal ini bisa menjadi peluang bagi parlemen:

"Bila parlemen betul-betul serius melakukan reformasi, maka orang-orang yang berada di belakang layar bakal memperoleh pengaruh lebih besar di parlemen. Sehingga bukan pemerintah saja yang menetapkan agenda harian."


Profesor John Curtis selanjutnya menyatakan:

"Ini juga bisa menjadi peluang untuk mengubah peraturan parlemen yang dianggap sudah kolot misalnya, di parlemen tidak boleh menyapa orang dengan menyebut namanya. Atau dulu ketua parlemen diharuskan mengenakan rambut palsu dan sampai sekarang harus memakai jubah. Semua ini membuat kesan parlemen seakan-akan menjaga jarak dari warganya. Jika parlemen ingin memperoleh kembali arti sesungguhnya, maka majelis harus dapat mencerminkan situasi yang sebenarnya di Inggris.

Favorit kuat Magaret Beckett dari partai berkuasa Labour, tidak berhasil memperoleh suara terbanyak. Ia hanya menempati peringkat ketiga. Proses pemungutan suara dirahasiakan, namun setelah pemilihan sejumlah anggota Labour menyatakan memilih oposan dari kubu konservatif John Bercow. Di pemilihan ketua Majelis Rendah yang dulu-dulu memang biasa untuk memilih kandidat dari kubu lain. Akan tetapi, melihat situasi sekarang hasil pemilihan ketua baru Majelis Rendah itu menunjukkan parlemen tidak mendukung Perdana Menteri Gordon Brown. Sejak awal bulan lalu ia mendapat tekanan karena hasil buruk pemilihan Eropa dan komunal, dan baru-baru ini ia menghadapai penentangan intern di dalam partainya.

Alfred Schmit / Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk