1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikPalestina

Mahmoud Abbas Dikecam atas Pernyataannya tentang Holocaust

8 September 2023

Israel menuduh Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyangkal peristiwa Holocaust, setelah dia mengklaim bahwa orang Yahudi tidak dianiaya karena agama mereka. Abbas juga dikecam oleh Jerman, Uni Eropa, dan AS.

https://p.dw.com/p/4W5kp
Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas
Mahmoud Abbas klaim pernyataannya tentang Holocaust saat berpidato di depan partainya pada bulan laluFoto: AFP via Getty Images

Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah dituduh melakukan antisemitisme, setelah dia mengklaim bahwa orang Yahudi tidak dianiaya karena agama mereka, saat peristiwa Holocaust terjadi.

Abbas menyampaikan komentar tersebut dalam pidatonya bulan lalu, tetapi komentarnya itu mulai menuai kritik luas pada hari Rabu (06/09), setelah cuplikan pidato tersebut diterjemahkan dan disebarkan secara online oleh Institut Penelitian Media Timur Tengah (MEMRI) yang berbasis di Washington.

Isi pidato Mahmoud Abbas

Dalam pidatonya di hadapan para anggota senior Partai Fatah di Ramallah, Abbas menyatakan bahwa "tidak benar" jika "Adolf Hitler membunuh orang-orang Yahudi karena mereka adalah orang Yahudi."

Abbas juga mengulangi kiasan antisemitisme dengan mengklaim pernyataan yang salah bahwa Jerman "memerangi (orang Yahudi) karena peran sosial mereka dan bukan karena agama mereka. Karena riba dan uang."

Dunia mengecam pernyataan Abbas

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Israel membagikan cuplikan pidato Abbas tersebut di media sosial pada hari Rabu (06/09) dan menuduh Abbas melakukan "penyangkalan terhadap peristiwa Holocaust."

Sementara itu, juru bicara Uni Eropa mengatakan bahwa pidato pemimpin negara Palestina tersebut "berisi pernyataan yang salah dan sangat menyesatkan tentang Yahudi dan antisemitisme" dan hal itu merupakan "penghinaan terhadap jutaan korban Holocaust dan keluarga mereka."

"Distorsi sejarah seperti itu bersifat menghasut, sangat ofensif" serta "meremehkan Holocaust, yang kemudian memicu antisemitisme", tambah juru bicara Uni Eropa.

Jerman juga mengutuk pernyataan Abbas mengenai Holocaust tersebut.

Sejarah Jerman dalam Peringatan Holocaust di Berlin
Tidak hanya Israel, Abbas juga mendapat kecaman dari Jerman, Uni Eropa, hingga ASFoto: Bildagentur-online/Joko/picture alliance

Duta Besar Jerman untuk Israel, Steffen Seibert, mengatakan bahwa rakyat Palestina "berhak mendengar kebenaran sejarah dari pemimpin mereka, bukan distorsi sejarah seperti itu."

Misi Jerman di Ramallah, tempat kantor pemerintahan Abbas di Palestina, juga "dengan tegas" mengutuk pernyataan itu.

"Sejarahnya jelas: jutaan nyawa telah dibunuh dan itu tidak dapat direlatifkan," kata misi Jerman di Ramallah pada hari Rabu (06/09) malam waktu setempat.

Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Memantau dan Memerangi Antisemitisme, Deborah Lipstadt, juga mengecam "pernyataan kebencian dan antisemitisme" dari Presiden Abbas dan menyerukan permintaan maaf segera.

Konsulat Prancis di Yerusalem pada hari Kamis (07/09) juga menyebut pernyataan Abbas tersebut "sama sekali tidak dapat diterima" dan mengatakan bahwa pihak mereka dengan tegas menolak "antisemitisme dan penyangkalan (Holocaust) dalam segala bentuk."

Otoritas Palestina menarik kembali komentarnya

Kantor Abbas kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa, "Holocaust adalah kejahatan paling keji dalam sejarah manusia modern."

Juru bicara Nabil Abu Rudeineh juga mengecam "kampanye fanatik" terhadap Presiden Palestina. Dia mengatakan bahwa posisi Abbas "jelas dan terdokumentasi, yaitu mengutuk Holocaust dan menolak antisemitisme."

Ada beberapa contoh di masa lalu di mana Abbas juga dikecam karena merelatifkan, meremehkan, atau salah mengartikan fakta-fakta mengenai peristiwa Holocaust, termasuk saat berkunjung ke Berlin tahun lalu.

kp/ha (AFP, Reuters, AP)