1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mahkamah Kejahatan Perang Den Haag Kurang Mendapat Dukungan

27 Juni 2007

Hal itu dikemukakan oleh penuntut umum Carla del Ponte di depan Parlemen Eropa

https://p.dw.com/p/CTAx
Jaksa Penuntut Umum Carla del Ponte
Jaksa Penuntut Umum Carla del PonteFoto: AP

Carla del Ponte nampak semakin agresif walaupun –atau mungkin justru karena– ia terjepit waktu. Selambatnya akhir tahun ini Ratko Mladic dan Radovan Karadzic yang dicari sehubungan dengan pembantaian massal di bekas Yugoslavia sudah harus dihadapkan ke Mahkamah Kejahatan Perang PBB itu. Kalau tidak, proses pengadilan terhadap mantan panglima perang Serbia Bosnia dan mantan presiden Republik Serbia itu tidak dapat dimulai tepat waktu. Akhir tahun 2008 sebagian besar perkara yang ditangani mahkamah untuk bekas Yugoslavia itu sudah harus tuntas, seperti yang tercantum dalam keputusan PBB.

"Mladic ada di Serbia, itu sudah pasti. Hanya tinggal tunggu waktu sampai ia tertangkap. Jajaran pemimpin baru di Beograd juga menginginkannya. Tetapi saya tidak tahu dimana Karadzic berada. Dan tidak ada yang mencarinya lagi."

Demikian kata Carla del Ponte. Ia merasa tidak didukung oleh dunia internasional. Ini berulang kali tercermin dari pidatonya di depan parlemen Eropa, walaupun ia memuji pula sikap keras UE terhadap Serbia. Yaitu bahwa Brussel menangguhkan perundingan mengenai pakta stabilisasi dan asosiasi selama lebih dari setahun. Tetapi ia memperingatkan agar tidak terlalu bersikap lunak terhadap pemerintahan baru di Beograd yang pro Eropa: "Jangan tanda-tangani perjanjian sebelum Ratko Mladic ditangkap."

Sejak beberapa minggu Serbia punya pemerintahan baru yang menunjukkan sikap mau bekerja sama dalam soal penangkapan penjahat perang. Mantan kepala dinas rahasia Serbia Bosnia, Zdravko Tolimir diserahkan ke Den Haag beberapa hari yang lalu. Di lain pihak keinginan untuk bekerjasama itu digunakan untuk menekan UE agar juga melakukan pendekatan. Buktinya perundingan mengenai kerjasama erat di bidang ekonomi telah dimulai kembali.
Tapi sudah timbul masalah baru dalam pengejaran penjahat perang yang dilakukan Carla del Ponte, yaitu kasus Kosovo yang masih tetap belum terselesaikan. Ibaratnya bumerang, kalau dunia barat bersikeras menuntut otonomi bagi Provinsi Kosovo yang membangkang Serbia, Beograd pastilah tidak mau bekerjasama lagi. Artinya lenyap pula impian Del Ponte untuk mengadili sejumlah pejabat tinggi Serbia-Bosnia. Jadi, upaya menangani kejahatan perang di bekas Yugoslavia dikorbankan demi kemerdekaan Kosovo. Di Kosovo ia sendiri sudah diianggap sebagai sekutu Serbia. Tapi, mungkin Carla del Ponte hanya bicara blak-blakan: "Saya hanya dapat mengatakan, sejak serangan 11 September, PBB kehilangan minat untuk mencari Mladic dan Karadzic."

Masa jabatan kedua dari penuntut umum asal Swiss itu berakhir bulan September mendatang. Ia memang belum putus asa, bahwa kedua tokoh Serbia-Bosnia itu masih akan dapat dihadapkan ke pengadilan. Kalau itu tidak berhasil, maka kesimpulannya, mahkamah bagi kejahatan perang di bekas Yugoslavia pun telah gagal.