1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia

24 Februari 2009

Tanggal 23 Februari 1959 di Eropa dibentuk institusi yang baru untuk pertama kalinya di dunia. Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia di Strasburg.

https://p.dw.com/p/H0V5
Gedung Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia di StrasburgFoto: AP

Kepada Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia dewasa ini diajukan hampir 100 ribu kasus dari 47 negara. Banyak warga dari seluruh Eropa saat ini melaporkan berbagai kasus kepada para hakim di Strasburg untuk berbagai kasus, yang sebetulnya hanya menunggu kekalahan. Tapi menurut hakim Jerman Renate Jäger, hal itu dapat dipandang secara lain

„Itu sebetulnya isyarat yang bagus. Tentu saja memiliki dampak negatif terhadap kami yang terlalu banyak pekerjaan. Tapi sebetulnya saya tidak dapat menolak warga mana pun yang mencoba mempertahankan haknya, bila ia menganggap hak asasinya dilanggar."

Eropa menawarkan kepada 800 juta warganya peluang melaporkan kasusnya kepada Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia di Strasburg. Jika jalan hukum nasional sudah tertutup dan tidak lagi membantu, Strasburg merupakan harapan dan institusi terakhir. Saat ini khususnya pria dan perempuan dari Ossetia Selatan yang mengajukan tuntutan sehubungan perang Georgia tahun lalu. Keterangan mereka kadang terdengar seperti propaganda perang, seperti keterangan seorang perempuan asal Ossetia Selatan

„Saya ada ketika itu terjadi. Anak-anak saya ada. Kami melihat perempuan yang kepalanya dipenggal di kota kami. Pengungsi yang dikejar-kejar panser Georgia. Saya tahu semua tentang perang ini."

Bila Ketua Mahkamah Eropa Jean Paul Costa dihadapkan pada keterangan-keterangan seperti itu, kadang ia terbentur pada batasan yuridis

„Mahkamah Eropa untuk HAM bukan dibentuk untuk memutuskan masalah perang dan damai. Tentu saja ada kaitan erat antara hak asasi manusia dan perdamaian. Tapi putusan politik dalam kasus konflik tidak dapat dibuat oleh Mahkamah Eropa."

Setiap putusan diambil berdasarkan pembuktian pada masing-masing kasus. 600 petugas dari hampir seluruh negara anggota Uni Eropa bekerja pada lebih dari 400 kantor milik mahkamah Eropa tersebut untuk menciptakan keadilan. Itulah janji besar institusi yang hanya ada satu-satunya di dunia ini.

Mahkamah Eropa bahkan juga tidak menutup diri bagi mereka yang justru melanggar hak asasi dan tidak menghormati hak hidup orang lain. Seperti pimpinan pemberontak PKK Öcalan dan juga top teroris Carlos. Mereka sudah pernah mengajukan gugatannya sehubungan persyaratan penahanan yang tidak manusiawi. Saat ini pembunuh anak, Magnus Gäfgen untuk kedua kalinya mengajukan gugatan terhadap pemerintah Jerman sehubungan pelanggaran larangan penganiayaan. Hal-hal tersebut juga harus ditangani Hakim asal Jerman Renate Jäger

„Mahkamah Eropa ini dibentuk untuk mengkaji apakah lembaga dan pengadilan nasional mematuhi standar hak asasi manusia. Dan justru karena itulah mahkamah pengadilan ini juga menjadi tujuan bila ada kasus-kasus seperti ini. Setiap pembunuh juga memiliki hak untuk mendapat proses pengadilan secara fair." (dk)