1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lula Terpilih Lagi di Brasil

30 Oktober 2006

Terpilihnya kembali Lula da Silva menjadi presiden Brasil menjadi sorotan harian-harian internasional.

https://p.dw.com/p/CPIa
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da SilvaFoto: AP

Harian Italia Corriere della Sera yang terbit di Milan berkomentar:

"Jadi Brasil juga memutuskan untuk tidak mengubah haluan politiknya. Dengan ini ditegaskan kepercayaan rakyat terhadap salah satu sesama warganya, yang dilahirkan miskin, tumbuh menjadi anggota serikat buruh dan seorang revolusioner dan berubah menjadi seorang pemimpin politik yang moderat. Lula menginginkan stabilitas ekonomi, langkah-langkah kecil untuk mengatasi kesenjangan sosial yang kronis. Untuk lawan Lula, semua ini merupakan alasan untuk membenarkan sebuah okupasi negara yang tidak ada duanya dan juga sebuah percobaan untuk berpegang pada kekuatan dengan moral yang menjadikan Lenin sebagai teladan. Jika orang melihat hasil pemilihan, dapat disimpulkan, bahwa kebanyakan orang Brasil menganggap skandal-skandal partai Lula dan pemerintahannya hanya sebagai dosa yang ringan saja.“

Harian Tages-Anzeiger di Swiss berkomentar:

"Tidak hanya Brasil yang membutuhkan Lula yang kuat, melainkan juga seluruh Amerika. Bisa dikatakan, kepala negara dari negara terbesar di anak benua ini mendapatkan jabatannya karena sebuah peranan pimpinan regional. Selama 4 tahun, Lula menjalankan politik luar negeri yang cemerlang dan pintar. Ia menghadapi Washington dengan kepercayaan diri yang sehat, tetapi tanpa sikap anti-Amerika yang kasar seperti Hugo Chávez. Ia juga lebih banyak menaruh perhatian pada negara-negara tetangga, walaupun tidak dapat mencegah peningkatan pengaruh Venezuela karena harga minyaknya. Lula, sang pragmetiker, harus mempertaruhkan semuanya agar Brasil kembali menjadi protagonis dalam politik regional. Hal ini bukan karena ambisi pribadinya, melainkan untuk mencegah gerakan populis dari semua aliran di Amerika Selatan terus menerus mendapat keberuntungan.“

Tema yang sama juga ditampilkan harian Spanyol El Mundo. Harian yang terbit di Madrid ini menulis:

"Lula berhasil menang jelas karena 2 faktor. Pertama, ia tidak menjalankan kampanye pemilihannya dengan cara yang halus. Ia menyatakan dengan tegas, bahwa kandidat lawannya, Geraldo Alckmin, ingin menswastakan semua perusahaan negri dan menghapus program bantuan untuk kaum miskin. Kedua, Lula beruntung, karena sebelum pemilihan tidak ada kasus-kasus korupsi baru dari partai atau pemerintahannya yang diketahui masyarakat. Tidak seorang kandidat pun membicarakan masalah-masalah negara yang sebenarnya dalam kampanye pemilihan. Masa yang baru dimulai untuk Lula. Ia perlu dukungan lawannya. Selambat-lambatnya sekarang ia akan menyadari, bahwa strategi terbaik untuk memenangkan suara di pemilihan bukan berarti dapat digunakan untuk memerintah.“

Sementara itu Harian Les Echos di Perancis berkomentar:

"Untuk menggerakan sesuatu di negara raksasa ini diperlukan waktu. Hal ini juga diyakini pengagum-pengagum terbesar Brasil. Lula akan butuh waktu, tetapi juga karisma, dan seluruh kepekaan politiknya. Kesalahan-kesalahan pada masa jabatan pertamanya dapat kembalikan pada Lula yang baru saja menemukan jebakan kekuasaan dan kesulitan memerintah sebuah negara raksasa seperti Brasil. Tetapi sekarang ia tidak dapat menggunakan hal ini lagi.“