1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ledakan Bom di Kabul Tewaskan Ulama dan Lukai Anak-anak

18 Agustus 2022

Bom besar meledak di sebuah masjid di ibu kota Afganistan, Kabul, saat ibadah salat Isya tengah berlangsung pada Rabu (17/08). Pemboman ini menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk anak-anak dan ulama terkemuka.

https://p.dw.com/p/4Fgal
Ledakan bom di Kabul pada April 2022.
Teror bom terus terjadi di Kabul, Afganistan setelah Taliban berhasil menguasai negara itu. Teror terakhir pada Rabu (17/08) menewaskan 10 orangFoto: Ebrahim Noroozi/AP/picture alliance

Ledakan bom yang terjadi di salah satu masjid di Kabul, Afganistan, menjadi serangan besar yang menguncang negara itu sejak Taliban kembali merebut kekuasaan. Hingga saat ini tidak ada klaim dari pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Dalam beberapa waktu terakhir, milisi yang berafiliasi dengan Negara Islam (ISIS) telah meningkatkan serangan yang menargetkan Taliban dan warga sipil sejak pengambilalihan kekuasaan Afganistan oleh Taliban. Pekan lalu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang ulama terkemuka Taliban di pusat keagamaannya di Kabul.

Seorang saksi mata yang merupakan warga Kabul, Khair Khana, menyebut teror bom yang menyasar Masjid Siddiquiya dilakukan oleh pembom bunuh diri. Sementara ulama yang tewas dalam serangan tersebut adalah Mullah Amir Mohammad Kabuli.

Dia menambahkan bahwa lebih dari 30 orang lainnya terluka. Rumah Sakit Darurat Italia di Kabul mengatakan bahwa sedikitnya 27 warga sipil yang terluka, termasuk lima anak-anak, dibawa ke sana dari lokasi ledakan bom. Ada kekhawatiran jumlah korban bisa meningkat.

Taliban kutuk aksi ledakan bom masjid di Kabul

Khalid Zadran, juru bicara yang ditunjuk Taliban untuk Kepala Polisi Kabul, membenarkan sebuah ledakan di dalam sebuah masjid di Kabul utara, tetapi tidak menyebutkan jumlah korban tewas dan luka-luka.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, juga mengutuk ledakan itu dan bersumpah bahwa "pelaku kejahatan semacam itu akan segera diadili dan akan dihukum."

Afganistan menghadapi masalah serius terkait kondisi keamanan . Hal ini memperburuk kondisi ekonomi dan sosial di sana. Sejak mendapatkan kembali kekuasaan, Taliban menghadapi krisis ekonomi akibat sanksi internasional, termasuk sanksi pembekuan dana bantuan untuk negara itu.

Secara terpisah, Taliban mengonfirmasi pada Rabu (17/08) bahwa mereka telah menangkap dan membunuh Mehdi Mujahid di provinsi Herat barat ketika dia mencoba untuk menyeberangi perbatasan ke Iran.

Mujahid adalah mantan komandan Taliban di distrik Balkhab di utara provinsi Sar-e-Pul, dan satu-satunya anggota komunitas minoritas Syiah Hazara di antara jajaran Taliban. Mujahid telah berbalik melawan Taliban selama setahun terakhir, setelah menentang keputusan yang dibuat oleh para pemimpin Taliban di Kabul.

rs/ha (AP)