1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Larangan Ekspor Ternak Inggris Masih Berlanjut

9 Agustus 2007

Selama penyebaran virus penyakit mulut dan kuku di Inggris masih belum diketahui dengan pasti penyebabnya, tidak ada kelonggaran bagi larangan ekspor hewan ternak dari Britania Raya.

https://p.dw.com/p/CTAM
Foto: DW-TV

Inggris sendiri telah mengajukan permohonan agar seluruh Britania Raya, dengan pengecualian Irlandia Utara ditetapkan sebagai kawasan berisiko tinggi. Alasan yang disampaikan mediator Inggris Fred Landeg

„Ini adalah upaya antisipasi hingga kami tahu perkembangan selanjutnya. Upaya yang diharapkan membantu mencegah perluasan penyakit tersebut.”

Untuk selanjutnya berlaku larangan ekspor ternak sapi, babi, kambing atau domba dari Inggris dan juga produksi yang berasal dari hewan ternak itu. Hanya ada pengecualian misalnya bagi produk yang jika dipanaskan dapat mematikan virus tanpa merusak produk tersebut.

Situasi di Inggris masih belum stabil. Demikian disampaikan setelah sidang pakar peternakan Uni Eropa. Masih terlalu dini untuk melonggarkan ketetapan dan memberlakukannya hanya di tempat berjangkitnya penyakit itu. Sementara ini larangan ekspor berlaku hingga 25 Agustus. Dua hari sebelum tanggal tersebut pakar kedokteran hewan dari Uni Eropa akan kembali memeriksa situasi di Inggris.

Kini Brussel juga terpaksa menyadari bahwa jangkauannya masih pendek jika menyangkut upaya perlindungan. Jika terbukti bahwa virus penyakit kuku dan mulut benar-benar berasal dari laboratorium di Pirbright, ini merupakan tamparan bagi Uni Eropa. Karena hanya sedikit laboratorium yang diijinkan meneliti virus sumber penyakit mulut dan kuku untuk menemukan obat imunisasinya. Syarat yang ditetapkan untuk mencegah penyebaran virus ke luar laboratorium sangat ketat. Tahun 2005 institut untuk kesehatan hewan milik negara di Pirbright memperoleh ijin tersebut, dan satu tahun kemudian perusahaan Merial, yang sekarang tengah menjalani pemeriksaan. Hanya sedikit badan non pemerintah dengan standar keamanan paling tinggi boleh melakukan penelitian seperti itu.

Juga muncul kembali perdebatan tentang imunisasi. Guna mencegah pembunuhan ternak massal seharusnya ternak diimunisasi. Demikian pendapat pihak pelindung hewan. Tapi menurut Philip Tod juru bicara Komisi Eropa

„Di Uni Eropa dilarang melakukan imunisasi sebagai tidak pencegahan. Imunisasi darurat dengan syarat tertentu ya, misalnya untuk melawan berjangkitnya wabah dan menghentikan penyebaran virus.“

Tapi kasus di Inggris tidak masuk kategori imunisasi darurat. Karena imunisasi berarti pula larangan perdagangan. Di luar dan di dalam Uni Eropa hewan dan produk dari hewan yang diimunisasi tidak boleh diperdagangkan. Selain itu para pakar mengingatkan, hewan yang diimunisasi masih dapat menjadi pembawa virus dan cepat menulari hewan spesiesnya. Selain itu terdapat puluhan jenis virus penyakit kuku dan mulut. Imunisasi yang dapat memerangi seluruh virus itu masih belum ditemukan.