1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Laos Mulai Bangun Waduk Mekong

Udo Schmidt12 November 2012

Laos berambisi merampungkan waduk Xayaburi hingga 2019 dan menjadi produsen listrik terbesar di Asia Tenggara. Aktivis lingkungan kuatir waduk itu akan merugikan 60 juta orang yang tinggal di sekitar sungai Mekong

https://p.dw.com/p/16gKX
Foto: picture-alliance/dpa

Sejumlah sampan Thailand memblokir sungai Mekong di ibukota Laos, Vientiane. Mereka menentang pembangunan waduk yang direncanakan oleh pemerintah Laos.

Sungai Mekong mengalir di perbatasan antara Thailand dan Laos. Para nelayan itu termasuk di antara mereka yang akan menderita apabila waduk tersebut dibangun. "Batalkan Waduk Xayaburi“ tertulis di poster-poster yang dipasang pada sampan-sampan itu.

Thema geplanter Xayaburi Damm in Laos
Foto: picture-alliance/dpa

Pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Laos Sarnsawad Lengsawat telah meresmikan proyek itu dan secara simbolis meletakkan batu pertama. Dikatakannya, Laos telah berkonsultasi dengan negara-negara tetangga di mana Mekong mengalir dan mencapai kesepakatan. Proyek waduk sudah bisa dimulai.

Waduk Xayaburi diperkirakan akan menelan biaya 3 milyar Euro dan menghasilkan 1.260 Megawatt listrik.

Kelompok-kelompok lingkungan menduga, persiapan pengerjaan waduk itu sudah lama berjalan. Laporan televisi Laos, yang memperlihatkan konstruksi beton dan jalan menuju waduk menguatkan dugaan itu.

Mekong Staudamm Xayaburi
Foto: picture-alliance/dpa

Pemerintah Laos berambisi merampungkan waduk Xayaburi hingga 2019 dan menjadi produsen listrik terbesar di Asia Tenggara.

Kamboja dan Vietnam sudah lama memrotes pembangunan waduk itu. Kedua negara di hilir sungai Mekong akan terimbas langsung. Desember lalu, Laos sempat menghentikan persiapannya dan menugaskan pembuatan analisa mengenai dampak lingkungan, amdal untuk proyek tersebut.

Belakangan, harian Wall Street Journal mengutip Presiden Laos yang menyatakan bahwa penelitian masih berlangsung. Sementara seorang insinyur dari perusahaan listrik Southeast Asia Energy, Somkuan Watakeekul, mempromosikan waduk itu. "Seluruh penduduk akan mendapatkan keuntungan dari waduk ini, terutama karena listrik yang dihasilkan. Laos akan membantu memberantas kemiskinan."

Sekitar 95% listrik yang dihasilkan akan dijual ke Thailand. Para kontraktor Thailand mendapatkan porsi terbesar untuk pembangunan waduk Xayaburi, karenanya tidak terdengar protes dari pemerintah Thailand.

Proteste gegen den geplanten Xayaburi Damm in Laos
Foto: picture-alliance/dpa

Kirk Herbertson, koordinator organisasi lingkungan ‚International Rivers‘ mengkhawatirkan dampak waduk itu bagi Kamboja dan Vietnam. Ia berharap pemerintah negara-negara itu melakukan penelitian yang rinci dan tidak hanya bertumpu pada laporan yang disediakan oleh pemerintah Laos. Tegasnya, „Pembangunan waduk itu harus ditunda hingga ada hasil yang rasional.“

Para aktivis lingkungan khawatir, bahwa waduk itu akan berdampak negatif bagi kehidupan 60 juta orang yang menetap di sekitar sungai Mekong, terutama di Kamboja dan Vietnam. Jumlah ikan di sungai itu bisa berkurang drastis karena rute perjalanan ikan akan terputus. Selain itu, sawah dan ladang akan kekurangan air.