1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Utara

Langka, Lawatan Putin ke Korea Utara

18 Juni 2024

Lawatan Presiden Rusia Vladimir Putin selama dua hari ke Korea Utara, merupakan kunjungan pertama dalam 24 tahun. Putin dan delegasinya akan mengadakan pembicaraan dengan Kim Jong Un.

https://p.dw.com/p/4hAze
Kim Jong Un dan Vladimir Putin di Rusia
September 2023, Kim Jong Un mengunjungi Kosmodrom Vostochny dan bertemu Putin dalam perjalanan yang jarang terjadi ke luar negeri.Foto: Yonhap/picture alliance

Presiden Rusia Vladimir Putin berterima kasih kepada Korea Utara atas dukungannya terhadap invasi ke Ukraina dan mengatakan bahwa kedua negara akan bekerja sama secara erat untuk mengatasi sanksi-sanksi Barat menjelang kunjungan dua harinya ke negara tersebut.

Komentar tersebut merupakan bagian dari artikel opini yang dicetak di media pemerintah Korea Utara pada Selasa pagi (18/06), sesaat sebelum Putin diperkirakan tiba di Pyongyang untuk menghadiri pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

"Kami sangat mengapresiasi DPRK [Korea Utara] dengan tegas mendukung operasi militer khusus Rusia yang dilakukan di Ukraina,” tulis Putin dalam artikel yang dimuat Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) itu.

Dia mengatakan bahwa kedua negara "sekarang secara aktif mengembangkan kemitraan di banyak sisi,” misalnya mempertahankan "garis dan pendirian umum antara Moskow dan Korea Utara di PBB.”

Putin menulis bahwa kedua negara juga akan menjalin hubungan yang lebih erat di bidang pariwisata, budaya dan pendidikan.

Kunjungan pertama ke Korea Utara sejak 2000

Satu-satunya kunjungan Putin ke Korea Utara terjadi tidak lama setelah ia pertama kali mengambil alih kekuasaan, tepatnya pada Juli 2000. Pada saat itu, ayah Kim Jong Un, Kim Jong Il, masih berkuasa dan negara tersebut baru saja keluar dari bencana kelaparan serius yang terjadi pada tahun 1990an.

Namun, Kim Jong Un mengunjungi Rusia tahun lalu dalam perjalanan luar negeri yang cukup jarang terjadi, di mana  Kim Jong Un dan Putin menekankan potensi kolaborasi di bidang-bidang seperti teknologi luar angkasa.

Pertemuan Vladimir Putin dan Kim Jong Un
Kim Jong Un juga mengunjungi Vladivostock di timur jauh Rusia pada April 2019, sebelum merebaknya pandemi COVID.Foto: Shamil Zhumatov/Pool Photo/AP Photo/picture alliance

Dengan semakin terisolasinya Rusia akibat sanksi internasional, dan mengingat status ini sudah menjadi norma bagi Korea Utara selama beberapa dekade, kedua sekutu bersejarah ini memiliki lebih banyak insentif untuk bekerja sama dalam beberapa tahun terakhir.

Korea Selatan, AS, dan Ukraina semuanya menuduh Korea Utara mengirimkan senjata ke Rusia, yang merupakan pelanggaran sanksi PBB, sebagai imbalan atas bantuan teknis untuk program satelitnya yang baru lahir. Rusia dan Korea Utara telah membantah hal ini. Pyongyang secara khusus menyebut tuduhan tersebut "tidak masuk akal.”

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengulangi tuduhan tersebut pada Senin (17/06) menjelang perjalanan tersebut, dengan mengatakan bahwa Korea Utara telah menyediakan "lusinan rudal balistik dan lebih dari 11.000 kontainer amunisi ke Rusia” untuk digunakan di Ukraina.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Siapa yang dibawa Putin ke Korea Utara?

Mendampingi Putin dalam delegasi tersebut adalah Menteri Pertahanan Andrei Beluosov yang relatif baru, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, serta kepala badan antariksa dan kereta api Rusia serta menteri sumber daya alam, kesehatan, transportasi, dan Wakil Perdana Menteri Alexander Novak, orang yang ditunjuk Putin untuk kebijakan energi.

Citra satelit komersial yang diambil menjelang kedatangan Putin menunjukkan potensi indikasi persiapan semacam parade militer di pusat kota Pyongyang.

rs/gtp (AFP, AP, Reuters)