1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Diserang Turki, Kurdi Minta Dukungan Suriah

26 Januari 2018

Pasukan Kurdi di Afrin minta sokongan militer Suriah akibat serangan dari pemberontak yang didukung Turki. Intervensi apapun dari Damaskus akan tandai pergeseran dramatis perang Suriah yang sudah berjalan tujuh tahun.

https://p.dw.com/p/2rXxD
Pasukan Turki bersiap maju ke wilayah Suriah
Pasukan Turki bersiap maju ke wilayah Suriah dalam "Operation Olive Branch"Foto: picture-alliance/abaca/B. Milli

Perang Suriah semakin kompleks  karena penguasa Kurdi di Afrin mengeluarkan pernyataan yang menyerukan Suriah agar memberikan sokongan militer untuk menjaga perbatasannya. Permintaan ini disampaikan karena Turki terus melancarkan serangan.

Anggota dewan eksekutif Afrin Othman Al-Sheikh Issa mengatakan kepada AFP bahwa Presiden Bashar al-Assad "harus teguh menghadapi agresi ini" dan tidak "mengijinkan pesawat Turki memasuki kawasan udara Suriah."

"Kami menganggap Afrin bagian tak terpisahkan dari wilayah Suriah," demikian Issa. "Serangan apapun terhadap Afrin adalah serangan terhadap seluruh warga kawasan itu dan negara berdaulat Suriah."

Posisi terakhir kekuasaan Kurdi menunjukkan kemunduran dalam upaya mendirikan negara Kurdi berdaulat yang kawasannya merentang dari bagian selatan Turki, hingga Suriah utara dan Irak utara. Ini mencakup kawasan Afrin, yang selama ini berada di bawah kekuasaan administrasi semi otonom yang didominasi partai-partai Kurdi selama beberapa tahun, setelah pasukan Suriah meninggalkan kawasan itu.

Sekutu baru

Serangan udara dan darat Turki terhadap Kurdi di Afrin, yang dikenal sebagai "Operation Olive Branch" (operasi cabang zaitun) membuka fron baru perang Suriah, dan kembali lagi menyebabkan pergeseran kubu-kubu yang berperang berdasarkan sokongan dari luar negeri.

Hari Sabtu, Turki luncurkan serangan lintas batas ke Suriah dalam upaya melumat milisi Kurdi YPG yang diaanggap Turki sebagai kelompok teroris.

Serangan menyebabkan ketegangan diplomatik antara sekutu NATO yaitu Turki dan AS. AS selama ini mendukung YPG di Suriah utara, dalam upaya memerangi kaum militan yang menyebut diri Islamic State. Ini menyulut kemarahan Turki. Berbeda dengan AS, Turki berkeras YPG punya afiliasi dengan Partai PKK yang dinilai ekstrimis.

Menteri Turki Urusan Eropa Omer Celik mengatakan kepada AFP, serangan militer di Suriah utara menjaga "kepentingan keamanan" Turki dan menjaga keamanan Eropa.

"Kami jelas meminta sahabat dan sekutu kami untuk tidak mendukung YPG," demikian dikatakannya di Brussel hari Kamis. Ia menambahkan, "Kami mengusulkan untuk melakukan operasi ini bersama-sama. Tapi mereka tidak ambil tindakan. Jadi Turki harus malakukannya."

Walaupun Assad jadi salah satu lawan paling besar Turki, tidak jelas apakah presiden Suriah akan memenuhi permintaan Kurdi.

Kurdi ingin mendirikan sendiri kawasan otonomi

Upaya Kurdi untuk mendirikan sendiri kawasan otonomi di dalam negara Suriah sudah lama jadi ancaman bagi pemerintah Suriah dan Turki. Presiden Suriah Bashar al Assad sudah berkali-kali menolak ide negara berdaulat Kurdi, dan beberapa kali mengancam akan melumat apa yang disebutnya "pengkhianat" terhadap Suriah.

Turki juga berkeras akan mencapai kesepakatan dengan pemerintah Rusia, yang jadi penyokong Assad selama ini, sebelum menyerang pasukan Kurdi di Suriah. Yang jelas Assad mengutuk serangan Turki. Pekan lalu, Wakil Menlu Suriah Faisal Mekdad mengancam, pemerintah Suriah bisa menembak jet tempur Turki yang melintasi batas udara Suriah.

ml/as (Reuters, AFP)