1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kunjungan Obama Ke Asia Tanpa Hasil

19 November 2009

Tidak banyak yang dicapai Presiden AS dalam lawatannya ke Asia. Situasi saat ini menguntungkan Cina.

https://p.dw.com/p/KbN9

Harian Italia La Reppublica menilai, hasil kunjungan Barack Obama ke Asia mengecewakan bagi Amerika Serikat. Harian ini menulis:

Sejak awal kunjungannya ke Asia, Obama terlalu banyak mengalah. Di Beijing, posisinya paling lemah. Pemerintah Cina sama sekali tidak menunjukkan gelagat untuk memperkuat nilai tukar mata uang, atau memperkecil ketimpangan dalam perdagangan dengan Amerika Serikat. Juga soal hak asasi manusia atau perlindungan iklim tidak terlihat adanya pendekatan. Situasi saat ini menguntungkan Cina. Sementara Amerika Serikat masih terlibat dalam berbagai misi militer yang perlu biaya besar, Cina bisa dengan tenang melaksanakan strategi jangka panjangnya. Amerika Serikat akhirnya kecewa.

Harian Perancis Le Monde berkomentar:

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengumandangkan nada baru dalam hubungan dengan Cina. Tapi ia tidak mendapat imbalan apa-apa. Sehubungan dengan masalah Iran, pimpinan Cina tidak mau mendengar tentang penerapan sanksi baru. Sehubungan dengan Korea Utara, Cina sebagai pelindung utama rejim di Pyongyang menutup mata terhadap semua ancaman dari negara itu. Jadi, kunjungan Obama tidak menunjukkan kebangkitan poros adidaya Amerika Serikat-Cina yang bakal mendikte perkembangan dunia. Sebaliknya, yang kelihatan adalah perbedaan pandangan. Washington menuduh Cina sengaja menahan rendah nilai tukar mata uangnya. Cina mengeritik kecenderungan proteksionisme Amerika Serikat.

Harian Austria Die Presse menilai, keramahan Barack Obama disalahgunakan. Harian ini dalam tajuknya menulis:

Politik luar negeri Barack Obama terlalu ramah bagi dunia. Ia mengulurkan tangan terbuka kepada musuh-musuh Amerika Serikat, tapi tidak menggapai apa-apa. Penghargaan Nobel Perdamaian ia terima untuk retorikanya, bukan untuk prestasi luar negeri. Pria dengan ‚lidah emas' ini belum mencapai kemajuan apa pun dalam berbagai konflik dunia. Baik dalam sengketa atom dengan Iran dan Korea Utara, maupun dalam misi di Afghanistan dan Timur Tengah. Makin kasar lawan politiknya, makin mudah mereka memanfaatkan gaya ramah Obama sebagai kelemahan. Politisi paling berkuasa di dunia ini sedang dimanfaatkan baik oleh kawan maupun lawannya.

Harian Spanyol El Pais menyoroti konferensi keamanan pangan di Roma dan berkomentar:

Dunia sedang lapar jawaban. Namun pertemuan puncak organisasi pangan dunia FAO tidak membuahkan hasil. Padahal krisis pangan belakangan ini makin parah. Tadinya diharapkan, FAO bisa mendapat dukungan. Tahun 2000 PBB mencanangkan target menurunkan angka kelaparan sampai 50 persen hingga tahun 2015. Ketika itu diperkirakan ada 800 juta orang yang kekurangan pangan. Sekarang jumlahnya mencapai sekitar satu miliar orang. Perang melawan kelaparan selama 9 tahun terakhir ternyata gagal.

HP/AP/dpa/afp