1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kuba Rayakan 50 Tahun Revolusi

4 Januari 2009

Revolusi sosialis Kuba merayakan ulang tahun ke 50 tahun. 1 Januari 1959, Fidel Castro yang berhasil merebut kekuasaan dari Jendral Batista, ketika itu bersumpah akan meniti komunisme baru di Kuba.

https://p.dw.com/p/GQy3
Penari pada peringatan 50 tahun Revolusi KubaFoto: AP

Ia tidak datang, tapi tetap berjaya. Nama Fidel Castro tak luput disebut dalam acara peringatan 50 tahun revolusi sosialis Kuba. Setidaknya, 3000 orang hadirin bisa menikmati tayangan tentang saat sang Maximo Lider mengucapkan slogan: “Hidup sosialisme, Tanah Air atau mati, kita akan menang”

Fidel Castro sudah mengundurkan diri. Raul Castro, adik Maximo Lider Kuba itu berpidato tentang keberhasilan sistim sosialisme yang dijalankan Kuba. Berulangkali, para tamu yang duduk di ruang walikota Santiago de Cuba juga diajak menggemakan slogan “Viva Fidel”. Terkadang juga “Viva Raul” atau “Viva Revolusi”.

Di acara itu ditekankan bahwa Revolusi Kuba adalah Fidel, dan Fidel adalah Revolusi. Hal ini juga ditegaskan oleh Claudia Reyes, pionir revolusi Kuba yang masih sangat muda: “Kami berjanji pada Fidel, pionir utama Kuba, bahwa dia bisa percaya pada kami, untuk memberikan yang terbaik, untuk berusaha sekuat tenaga, bila perlu dengan menyumbangkan nyawa. Hidup revolusi Kuba, Hidup Fidel dan Raul, Pionir komunisme, jadikan kami seperti Che Guevara.”

Setelah wakil dari kelompok anak sekolah, tampil para wakil lainnya dari kelompok buruh, kelompok veteran perang gerilya dan kelompok mahasiswa. Peringatan 50 tahun Revolusi Kuba tidak berlangsung seperti sebuah pesta kepulauan Karibia, melainkan berupa kilas balik masa perjuangan dan pengkultusan Fidel, sang pemimpin.

Seperti yang diutarakan wakil kelompok buruh, Jesús Manuel Columbié: “Kami kaum buruh, yang dulu dieksploitasi dan diabaikan, kini merupakan penentu masa depan tanah air. Kami berjuang dalam pertempuran ide, dalam rekonstruksi setelah bencana badai. Kami tingkatkan disiplin, gunakan semua sumber daya dan inisiatif massa yang kreatif. Partai dan Fidel dapat percaya kepada kaum buruh. Hidup Fidel, komandante, pemimpin kita: tugasi kami”

50 tahun revolusi, 50 tahun di mana tujuan menghalalkan cara. Tak ada yang membicarakan ekonomi Kuba yang terpuruk, jurang besar antara kelompok yang punya mata uang asing dan yang tidak, dunia paralel dalam masyarakat, maupun kekurangan yang berlangsung saat ini. Tak ada yang mengingatkan bahwa dulu, slogan Fidel adalah Bebas atau Mati, dan bukan Tanah Air atau Mati. Menurut organisasi-organisasi hak azasi manusia terdapat 200 tahanan politik. Dan meskipun sudah ada telefon genggam, belum ada peluang untuk bebas berpendapat di telefon.

Pada acara peringatan itu, pembicara utama Presiden Kuba, Raul Castro tak memberi petunjuk tentang reformasi maupun arah yang akan dijalani Kuba di masa depan. Meskipun seruan “Hidup ini dan itu” berulang kali terdengar, tak timbul kesan bahwa revolusi telah menimbulkan kehidupan baru di pulau yang penduduknya sedikit lebih dari 11 juta orang itu. (ek)