1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Uni Eropa-Afrika Hadapi Dilema

7 Desember 2007

Sengketa mengenai Mugabe menggeser tema KTT yang sesungguhnya dari agenda. Serharusnya pertemuan puncak ini membahas bagaimana Uni Eropa dapat lebih optimal mendukung misi perdamaian Uni Afrika.

https://p.dw.com/p/CYdV
Foto: Montage DW / AP

Tenda atau kemah menjadi persoalan pelik yang dihadapi Portugal, tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa–Afrika. Muammar Ghadafi, pemimpin Libya yang dikenal eksentrik, memutuskan untuk tidak menginap di salah satu hotel mewah di ibukota Lisabon, melainkan di kemahnya. Lahan untuk mendirikan kemah juga harus disiapkan bagi sekitar 200 anggota deligasi Libya lainnya.

Persoalan lebih serius yang membebani Portugal adalah kehadiran Presiden Zimbabwe Robert Mugabe. Pelanggaran hak asasi yang dilakukan regimnya membuat Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap pemerintahan Mugabe. September silam, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown sudah menyatakan tidak akan ikut dalam KTT Uni Eropa-Afrika, jika Mugabe hadir di sana.

Seperti buah simalakama. Portugal lebih suka Brown yang hadir, daripada Mugabe. Tapi sejumlah negara Afrika mengancam akan mengundurkan diri, jika itu terjadi. Semua pemimpin negara dari Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan SADC, berdiri di belakang Mugabe.

Kanselir Jerman juga mengingatkan bahwa semua negara Afrika berhak untuk ikut serta dalam KTT ini. Masing-masing negara berhak untuk memilih siapa yang dikirim sebagai wakil. Pemerintah Inggris beraksi dengan mengumumkan tidak ada satupun anggota kabinetnya yang akan hadir di KTT. Inggris akan diwakili mantan Menteri Bantuan Pembangunan Valerie Amosa, yang saat ini menjabat sebagai anggota Majelis Perwakilan Tinggi Inggris.

Selain membahas peran Uni Eropa dalam mendukung misi perdamaian Uni Afrika, tema lain yang harus didiskusikan adalah kepemimpinan global, lingkungan, perubahan iklim dan pengaturan arus migrasi. Puncak KTT ini sebetulnya adalah penandatangan perjanjian perdagangan bebas dengan berbagai kelompok negara-negara Afrika. Namun hal ini batal dilangsungkan, karena perundingan Uni eropa dengan blok-blok ekonomi regional Afrika menemui jalan buntu.