1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT UE: Dukungan Pemimpin Eropa untuk Von der Leyen

28 Juni 2024

Para pemimpin Uni Eropa menyepakati jabatan tinggi untuk Kaja Kallas dan Antonio Costa, serta masa jabatan kedua untuk Ursula von der Leyen, setelah pemilihan umum di blok tersebut.

https://p.dw.com/p/4hcJx
Schweizer Friedenskonferenz
Foto: Denis Balibouse/KEYSTONE/REUTERS/dpa/picture alliance

 

Ursula von der Leyen berterima kasih kepada para pemimpin Uni Eropa yang telah mencalonkan dirinya untuk masa jabatan kedua sebagai presiden Komisi Eropa.

"Berterima kasih kepada para pemimpin yang telah mendukung pencalonan saya untuk periode kedua," katanya di media sosial.

"Senang berbagi momen ini dengan teman-teman saya, Antonio Costa dan Kaja Kallas."

Von der Leyen juga menyebut dia akan mempresentasikan agenda politiknya kepada para anggota parlemen Eropa menjelang pemungutan suara.

PM Estonia Kaja Kalas: Ini 'tanggung jawab besar'

Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengatakan bahwa ia merasa "terhormat" dinominasikan untuk menggantikan Josep Borrell sebagai kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa.

"Ini adalah tanggung jawab yang sangat besar di tengah ketegangan geopolitik saat ini," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Untuk bisa resmi dikukuhkan, Kallas masih membutuhkan dukungan dari mayoritas suara di Parlemen Eropa. Kalas mengatakan bahwa ia akan memaparkan kondisi geopolitik saat ini kepada para anggota parlemen dalam beberapa hari mendatang.

"Perang di Eropa serta meningkatnya ketidakstabilan di Eropa dan seluruh dunia merupakan tantangan utama bagi kebijakan luar negeri Eropa," ujarnya.

"Tujuan saya adalah untuk mencapai persatuan Uni Eropa, melindungi kepentingan dan nilai-nilai Uni Eropa dalam konteks dinamika geopolitik, serta membangun kemitraan global."

Wanita berusia 47 tahun yang sebelumnya duduk sebagai anggota parlemen ini sebelumnya merupakan perdana menteri wanita pertama Estonia yang dilantik pada 2021. Ia adalah seorang kritikus terkemuka Rusia di Uni Eropa.

Calon Presiden Dewan Eropa 'terkesan' dengan hasil forum.

Mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Costa mengatakan bahwa ia "senang" dengan nominasi para pemimpin Uni Eropa untuk tiga jabatan tertinggi di blok tersebut, termasuk pencalonannya untuk menggantikan Charles Michel sebagai kepala Dewan Eropa.

"Sebagai presiden Dewan Eropa, mulai 1 Desember, saya akan berkomitmen penuh untuk mempromosikan persatuan di antara semua 27 negara anggota dan fokus untuk menjalankan Agenda Strategis, yang telah disetujui Dewan Eropa hari ini dan akan memberikan panduan kepada Uni Eropa untuk lima tahun ke depan," kata Costa di media sosial.

 

Pria 62 tahun ini mengundurkan diri sebagai perdana menteri Portugal pada bulan November tahun lalu, di tengah-tengah penyelidikan atas penanganan pemerintahnya terhadap beberapa proyek investasi besar.

Politisi kiri-tengah ini mengatakan bahwa ia mengambil alih jabatan tersebut dengan "misi yang sangat besar."

Proses aksesi Georgia sebagai anggota Uni Eropa ditunda 

Para pemimpin Uni Eropa mengatakan pada hari Kamis (27/06) bahwa upaya Georgia untuk bergabung dengan blok tersebut telah ditunda. 

Georgia menjadi negara kandidat resmi tahun lalu, namun undang-undang baru tentang dugaan pengaruh asing yang telah disahkan pada awal bulan ini menjadi sandungan bagi aksesi negara Kaukasus selatan tersebut. Undang-undang kontroversial ini disebut terinspirasi oleh undang-undang serupa di Rusia.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan dalam pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels, blok tersebut meminta pihak berwenang Georgia "mengklarifikasi niat mereka dengan mengubah arah tindakan saat ini yang membahayakan masuknya Georgia ke Uni Eropa, yang secara de facto mengarah pada penghentian proses aksesi."

Uni Eropa mengutuk undang-undang "pengaruh asing" yang dikatakannya "mewakili kemunduran" pada beberapa kemajuan yang dibuat oleh negara tersebut dalam perjalanannya untuk menjadi negara anggota Uni Eropa. Namun, blok ini juga mewaspadai kemungkinan negara bekas pecahan Soviet itu kembali ke bawah pengaruh Moskow.

(fr/hp)