1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT UE di Brussel Tunda Keputusan Penting

23 Oktober 2011

KTT Uni Eropa di Brussel upayakan kesepakatan paket bagi stabilitas sistem perbankan dan keuangan di Uni Eropa, namun keputusan penting ditunda hingga KTT berikutnya hari Rabu (26/10).

https://p.dw.com/p/12xQ3
Oct. 23, 2011 - Brussels, BXL, Belgium - German Chancellor Angela Merkel and French president Nicolas Sarkozy give a press briefing during an European Council at the Justus Lipsius building, EU headquarters in Brussels, Belgium on 2011-10-23 Europe aimed to nail down a solution to the worst economic crisis in its history, as the spotlight at an emergency meeting of EU leaders fell on Italy amid contagion fears in the eurozone. The two key players, Germany Chancellor Angela Merkel and French President Nicolas Sarkozy, hailed 'progress' in fighting the crisis as finance ministers thrashed out a framework to protect banks after a marathon session of talks. by Wiktor Dabkowski
Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy pada jumpa pers di BrusselFoto: picture alliance/ZUMA Press

Perundingan alot pada pertemuan puncak Uni Eropa di Brussel hari Minggu (23/10) masih belum membuahkan keputusan-keputusan final dalam upaya menangani krisis di zona Euro. Pada jumpa pers setelahnya, Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicola Sarkozy berupaya tampil harmonis, sembari mengatakan bahwa keputusan final diharapkan keluar pada KTT kedua hari Rabu (26/10): "Kami akan berupaya agar keputusan semestinya benar-benar dapat disepakati Rabu mendatang. Ini harus dilakukan dengan hati-hati, tepat dalam rincian dan juga dengan suara bulat. Karena Euro adalah mata uang bersama, kemakmuran kita, bagian integral Eropa. Kami menyadari tanggung jawab kami sepenuhnya."

epa02977453 France's President Nicolas Sarkozy (L) chats with European Commission President Jose Manuel Barroso (R) at the start of a European head of States Summit at EU council headquarters in Brussels, Belgium, 23 October 2011. The euro states are nearing a solution to the debt crisis ahead of a high-profile summit Sunday, French President Nicolas Sarkozy said. EPA/OLIVIER HOSLET
Presiden Perancis Sarkozy dan Presiden Komisi UE Barroso (kanan)Foto: picture-alliance/dpa

Bank harus ambil langkah pertama untuk rekapitalisasi

Kini juga menjadi jelas bahwa Yunani harus mendapat pemotongan utang yang lebih besar daripada yang diperkirakan, bahkan kemungkinan penghapusan utang sekitar 50 persen. Agar dapat mengimbangi kebijakan ini, bank-bank Eropa tertentu akan memerlukan suntikan likuiditas. Apalagi bila negara-negara besar seperti Italia juga mengalami kesulitan finansial.

Pada penyelamatan bank setelah bangkrutnya Lehman tahun 2008, setiap negara Eropa masih membantu bank terkait di negara masing-masing. Namun Uni Eropa kali ini tidak lagi menginginkan hal itu. Karena jaminan sejumlah negara tidak lagi mencukupi. Kini dicari penyelesaian bersama, namun masih belum diketahui bagaimana. Yang pasti, bank-bank terbesar Eropa diinginkan meningkatkan modalnya sendiri sekitar 100 miliar Euro. Merkel mengutarakan: "Pertama-tama bank-bank berupaya melakukan penambahan dana sendiri. Kalau gagal, baru menanyakan pemerintah. Bila negeri bersangkutan tidak mampu, maka EFSF diharapkan dapat membantu dengan persyaratan. Tapi ini langkah yang terakhir. Sebelumnya bank harus mencari dana di pasar modal untuk mendapatkan dana yang diperlukan."

Italian Prime Minister Silvio Berlusconi arrives for an EU summit in Brussels on Sunday, Oct. 23, 2011. Big banks find themselves under pressure in Europe's debt crisis with finance chiefs pushing to raise billions of euros in capital and accept huge losses on Greek bonds they hold. (Foto:Geert Vanden Wijngaert/AP/dapd)
PM Italia Silvio BerlusconiFoto: dapd

Tekanan meningkat terhadap PM Italia

Sementara itu, tekanan terhadap Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi meningkat agar bertindak untuk menurunkan utang negerinya. Setelah Yunani, Italia merupakan negara kedua dengan utang terbesar, yaitu 120 persen dari produk domestik bruto (PDB), walaupun 90 persen dari PDB sudah merupakan sinyal kritis.

Para pemimpin pemerintah dan negara anggota Uni Eropa menyadari kegusaran warga dan aksi protes menentang kebijakan penghematan, terutama  di negara yang sedang mengalami kesulitan finansial seperti Yunani, Portugal dan Spanyol. Presiden Nicolas Sarkozy menjelaskan betapa sulitnya peranan yang dimainkan: "Nyonya Merkel bertanggung jawab bagi Jerman, seperti saya bagi Perancis. Kami berada di sini memikul tanggung jawab untuk mengambil keputusan bagi negara-negara yang rakyatnya tidak memilih kami. Setiap orang harus mengerti bahwa demokrasi juga menyimpan kesulitan. Banyak penderitaan dan masalah sosial di negeri-negeri ini. Mandat kami bukanlah untuk memerintah di negeri-negeri ini, tetapi kami berupaya keras untuk bertindak."

Christop Hasselbach/Christa Saloh

Editor: Edith Koesoemawiria