1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Darurat ASEAN Tentang Birma

Zaki Amrullah 19 Mei 2008

Para menteri luar negeri negara-negara ASEAN, hari Senin menggelar pertemuan darurat di Singapura. Dalam pertemuan sangat terlambat itu disepekati pembentukan Gugus Tugas untuk penyaluran bantuan.

https://p.dw.com/p/E2aF
Foto: picture-alliance/ dpa


Perhimpunan Negara Negara Asia Tenggara ASEAN sepakat untuk membentuk sebuah gugus tugas bersama untuk menyalurkan bantuan kemanusian bagi korban Topan Nargis di Birma. Kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri Asean di Singapura ini, untuk menjawab kritik internasional mengenai lambatnya reaksi para pemimpin ASEAN merespon bencana Birma.

Direktur Asean Departemen Luar Negeri Indonesia Dian Triansyah mengungkapkan, gugus tugas yang akan mengkordinasinakan bantuan internasional ke Birma ini dibentuk setelah Junta Militer memberi lampu hijau bagi bantuan asing ke negara itu.

“Para menteri ASEAN sudah sepakat untuk membentuk Task Force yang intinya akan diketuai oleh Sekjen Asean yang akan bekerja erat dengan badan - badan PBB untuk mendorong yang namanya ASEAN mechanism. ASEAN light approach. Intinya, kita akan menfasilitasi dan memimpin kordinasi bantuan internasional untuk masuk kesana, ke Myanmar. Nanti kita juga akan kirim task force ini untuk melihat berbagai macam dan memberi rekomendasi dan sebaginya”

Melalui kesepakatan ini, menurut Dian Triansyah, pada prisnispnya semua bantuan dari negara atau organisasi internasional terbuka untuk disalurkan melalui ASEAN. Sebagai langkah awal, masing masing negara ASEAN juga akan segera mengirimkan 30 petugas medis, dan tim pendahulu.

Sementara itu, untuk mendukung pemulihan Birma, pemerintah Junta Militer Birma dan ASEAN juga berencana menggelar sebuah Konferensi Internasional pada 25 Mei mendatang di Rangoon. Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kebebasan Birma, Tri Agus Siswowiharjo menyambut baik kesepakatan itu, namun ia mengingatkan kemungkinan hambatan yang akan terjadi di lapangan.

“Beberapa kali Junta militer selalu menutup nutupi, selalu menghindar kalau sudah menyangkut hal hal prinsip. Prinsip dalam hal ini adalah kebebasan berpendapat, kebebasan pers barangkali nanti akan terhambat kalau di lapangan misalnya negara negara ASEAN mengikut sertakan wartawan, itu akan ada hambatan karena sudah terbukti berkali kali, junta militer itu tidak peduli dan gampang saja mengingkari komitmen yang sudah disepakati

Junta militer Birma selama ini menutup diri dari keterlibatan badan-badan penyelamat dan bantuan kemanusiaan internasional. Padahal jutaan orang kini terancam kealaparan dan wabah penyakit pasca bencana.

Karena itu kata Tria Agus, ASEAN harus bergerak luar biasa cepat.

“Kalau ASEAN kemudian turun dalam 2-3 hari, katakanlah ada gugus tugas khusus, ribuan tentara dari Asean turun kelapangan ini, akan menolonglah, artinya kelaparan yang seharusnya akan menimpa lebih banyak lagi korban akan berkurang. Artinya kesepakatan Singapura ini akan bermanfaat kalau saja 2-3 hari ini lansungu turun, kalau masih menunggu lagi dengan berbagai alasan, saya kira korban akan berjatuhan, karena sudah tidak bisa menunggu lagi”