1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Yunani Guncang Stabilitas Euro

7 Mei 2010

Warga Yunani menggelar aksi protes. Kekalutan di negara itu makin mengkhawatirkan para pelaku pasar. Krisis Yunani meluas menjadi krisis mata uang Euro.

https://p.dw.com/p/NJ0y
Aksi protes di Athena (05/05)Foto: AP

Harian Italia Corriere della Serra menilai, krisis Yunani adalah krisis sebuah negara modern yang perlu reformasi. Harian ini menulis:

Sebuah negara seharusnya melayani warganya dan bukan sebaliknya. Jadi kebijakan yang perlu dilakukan pemerintah Yunani adalah, membatalkan semua proyek yang tidak perlu, memperkecil pemborosan, menciutkan birokrasi dan memerangi korupsi serta nepotisme di bidang politik dan keuangan. Singkatnya, negara harus mereformasi dirinya. Tetapi yang dilakukan saat ini lain. Pensiun dan gaji dipotong, berbagai tunjangan khusus di sektor publik dibekukan. Selain itu, tidak ada pembukaan lowongan kerja baru di sektor publik. Usia pensiun dan berbagai jenis pajak dinaikkan. Jadi untuk menyelamatkan dirinya, negara modern ini mulai memangsa warganya sendiri, setelah ia sebelumnya membuka lebar peluang korupsi dan manipulasi.

Harian Austria Die Presse menanggapi aksi protes di Yunani dan berkomentar:

Mungkin ada sekitar 100.000 warga Yunani yang turun ke jalan minggu ini. Mereka tidak hanya memrotes pemotongan gaji dan pensiun yang terasa menyakitkan. Mereka juga memrotes pajak yang tiba-tiba melonjak naik. Ini semua bisa dimengerti. Hanya yang sulit dipahami adalah, mengapa banyak warga Yunani yang ingin mempertahankan sebuah sistem yang sudah hancur. Ini adalah sistem yang tidak adil. Jika krisis ini menyimpan peluang, maka peluang itu adalah mengganti sistem yang tidak adil dan sangat merugikan ini. Sistem ini sudah merusak perekonomian nasional. Sistem ini hanya menguntungkan segelintir orang yang tidak patut mengeruk keuntungan.

Harian Spanyol El Pais menyoroti kekhawatiran yang meluas di pasar uang dan menulis:

Kegelisahan di bursa saham makin meluas. Di Wall Street bahkan sempat terjadi kepanikan, walau tidak lama. Para investor di seluruh dunia tampaknya yakin, krisis keuangan di Yunani belum berlalu, sekalipun ada paket bantuan yang sudah disepakati. Di bursa saham Wall Street bahkan muncul kesan, mata uang Euro sedang menghadapi ancaman besar. Ada dua alasan utama mengapa kepercayaan terhadap Euro makin tipis. Pertama, para pengambil kebijakan tidak bereaksi dengan baik menghadapi krisis keuangan di Yunani. Karena Perancis dan Jerman tidak sepakat, banyak waktu yang hilang. Kedua, para investor masih belum yakin, bahwa bantuan senilai 110 miliar Euro sudah cukup untuk Yunani.

Harian Denmark Berlingske Tidende berkomentar:

Mata uang Euro bukan konstruksi yang kuat dan stabil. Ini terlihat jelas setelah krisis Yunani. Nilai tukar Euro terhadap Dollar terus melemah. Negara-negara Uni Eropa dan pengguna mata uang Euro hanya punya sedikit kemungkinan untuk menerapkan solusi yang efektif. Jadi, krisis Yunani masih akan berlangsung lama dan Euro tetap akan tertekan. Untuk mengembalikan kepercayaan terhadap Euro, tidak ada jalan lain, negara-negara anggota harus benar-benar menaati aturan anggaran yang sudah disepakati.

HP/DK/dpa/afp