1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Inggris-Iran,Konflik di Kaukasus, Proses Dutroux

23 Juni 2004

Ditahannya delapan anggota pasukan marinis Inggris oleh Iran, menyulut terjadinya krisis antara kedua.

https://p.dw.com/p/CPRn
Anggota Pasukan Marinir Inggris Yang Ditahan Iran
Anggota Pasukan Marinir Inggris Yang Ditahan IranFoto: dpa

Kejadiannya kami angkat sebagai tema pertama dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL dari SJDW. Kemudian tema yang kedua mengenai meruncingnya konflik dikawasan Kaukasus, setelah pejuang Chehnya melancarkan serangan terhadap bagian republik tetangganya, Ingusetian. Dan tema yang terakhir, vonis hukuman seumur hidup yang dijatuhkan kepada Marc Dutroux, pelaku kejahatan dan pelecehan seksual terhadap anak-anak di Belgia. Baiklah kami mulai dengan tema pertama, krisis antara Inggris dan Iran. Harian Inggris THE GURDIAN yang terbit di London berkomentar:

Baik Iran maupun Inggris akan semakin banyak menanggung kerugian, bila krisis antara kedua terus meruncing. Pemerintah di Teheran dengan tumbangnya musuh lamanya Saddam Hussein, banyak meraih keuntungan. Eropa kembali memerlukan sebuah keberhasilan diplomasi, untuk menunjukkan kepada Amerika Serikat, bagaimana hubungan yang sangat rumit di Timur Tengah, ditangani dengan kebijakan yang lain. Adalah sangat sulit untuk memperoleh jalan pemecahan, tanpa ada yang kehilangan muka.

Harian Inggris lainnya THE DAILY TELEGRAPH yang terbit di London menurunkan komentar dengan judul " bekukan pendekatan dengan Iran". Selanjutnya kami kutip:

Iran menahan anggota pasukan marinir Inggris, praktis seperti sandera. Dibaliknya terdapat tujuan ,untuk mempermalukan tentara Inggris, dan merupakan pukulan terhadap gengsi pasukan koalisi di Irak. Dan hal itu, tanpa diragukan lagi dimanfaatkan kelompok militan Syiah di Irak. Memang sejak lama telah diketahui, Iran sangat peka terhadap wilayah perairannya yang membentang disepanjang jalur untuk mengekspor minyak yang penting. Tapi penangkapan yang dilakukan terhadap anggota pasukan marinir Inggris menunjukkan latar belakang yang gelap. Bila krisisnya tidak dapat dipecahkan, Perdana Menteri Inggris hendaknya memberikan penjelasan kepada majelis rendah, untuk menangani dan membebaskannya. Hendaknya politik pendekatan terhadap Iran dibekukan. Dan menyerukan kepada Jerman dan Perancis agar juga mengikutinya.

Kita masuki sekarang tema yang kedua, yakni meruncingnya konflik dikawasan Kaukasus, setelah pejuang Chehnya melancarkan serangan terhadap bagian republik Ingusetian yang merupakan tetangganya. Harian Rusia NESAWISSIMAJA GASETA yang terbit di Moskow berkomentar:

Terdapat pertanyaan yang sangat mendasar. Mengapa serangan tersebut kembali sama sekali tidak dapat diprediksi oleh pimpinan sipil dan militer? Dan apa kerjanya dinas rahasia dalam negeri. Di tiga bagian republik Ingusetien, Chehnya dan Dagestan ,kekuasaan Rusia tidak berada dibawah pengawasan. Apa yang terjadi di kawasan Kaukasus bukan merupakan rencana dari Kremlin. Prakarsanya dengan jelas terlihat terletak ditangan kelompok separatis.

Rusia berada diujung jalan buntu. Demikian ditulis harian Swiss BASLER ZEITUNG yang terbit di Basel, dalam menanggapi serangan pejuang Chehnya terhadap Ingusetien yang menelan puluhan korban tewas. Selanjutnya kami baca:

Sebagai Presiden Chehnya yang terpilih, dan sekarang menjadi pimpinan pemberontak, Aslan Maschadow menandaskan kesediaannya melanjutkan perundingan untuk mengakhiri peperangan. Tawaran itu tidak hanya ditolak oleh Presiden Rusia Wladimir Putin, melainkan juga dengan sesumbar ia menyerukan, cari dan musnahkan teroris. Serta menandaskan untuk melanjutkan politik perusakan yang dijalankannya. Itu semua akan menunjukkan, juga dalam masa jabatannya yang kedua Presiden Putin , akan diwarnai ribuan korban tewas. Itu tidak hanya akan terjadi di Chehnya.

Sementara itu harian Jerman NÜRNBERGER ZEITUNG berkomentar:

Kaum pemberontak di Chehnya tidak hanya merasakan aman, melainkan juga merasakan dirinya sangat kuat. Dipekan belakangan mantan presiden Chehnya yang menghilang Aslan Maschadow menyatakan untuk melancarkan serangan. Pernyataan ini menunjukkan sikap percaya diri yang mencengangkan. Malah mungkin menunjukkan sikap menyombongkan diri. Serangan yang dilancarkan pejuang Chehnya terhadap Ingusetien, bertepatan dengan 62 tahun, serangan tentara NAZI Jerman ke Rusia, dilatar belakangi sebuah rencana besar. Yakni kaum pemberontak Chehnya hendak membakar seluruh kawasan Kaukasus Utara.

Kita masuki sekarang tema yang terakhir, yakni vonis hukuman seumur hidup terhadap Marc Dutroux, pelaku kejahatan dan pelecahan seksual terhadap anak-anak di Belgia. Harian Belgia HET LAATSTE NIEUWS menyebut hukumannya sebagai adil. Kami baca:

Dengan hukuman seumur hidup, ditambah sepuluh tahun, berarti Marc Dutroux kemungkinan tidak akan kembali menghirup udara segar. Hukuman yang dijatuhkan sangat berat. Tapi sangat ringan bila dibandingkan dengan nasib para korban. Keadilan telah diwujudkan, meskipun beberapa aspek dalam proses pengadilannya masih tetap diselimuti kabut tebal.