1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PendidikanIndonesia

Warga Jerman Antusias Kunjungi KRI Bima Suci di Hanse Sail

Tonggie Siregar
16 Agustus 2023

KRI Bima Suci, kapal layar latih taruna Angkatan Laut, untuk pertama kalinya berlabuh di Jerman. Kapal yang berlayar selama 214 hari itu jadi tamu kehormatan pada Hanse Sail 2023, festival maritim terbesar di Jerman.

https://p.dw.com/p/4VC9H
KRI Bima Suci, kapal layar latih taruna saat bersandar di Warnemünde.
KRI Bima Suci bersandar selama tiga hari di Warnemünde untuk mengikuti Hanse SailFoto: Jens Büttner/dpa/picture alliance

Bersama sahabatnya, Rolf menempuh perjalanan sejauh dua jam dari Kota Kiel demi bisa melihat langsung KRI Bima Suci yang bersandar di Warnemünde, Jerman. Kapal latih taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Indonesia itu untuk pertama kalinya berlabuh di Jerman sejak mulai aktif berlayar tahun 2017 lalu menggantikan Dewaruci. 

Dengan panjang sekitar 115 meter dan tinggi tiang layar mencapai 56 meter, KRI Bima Suci menjadi kapal layar terbesar yang hadir meramaikan Hanse Sail, festival maritim yang sudah digelar untuk ke-32 kalinya itu di Jerman. Faktor ini menjadi daya tarik utama yang membuat antrean panjang terlihat di depan Bima Suci. 

"Kapal ini belum pernah singgah ke Jerman. Kapal lainnya dari Indonesia seperti Dewaruci sudah pernah ke Bremerhaven. Saya ada di sana tahun 2010. Ukurannya jauh lebih kecil dari kapal ini. Itulah hal menarik yang membuat kami harus datang melihat ini,” tutur Rolf yang selama 30 tahun rajin mendatangi festival kapal layar untuk mengumpulkan stempel. Kali ini, sebanyak 27 surat berstempel Bima Suci hendak ia kirimkan ke komunitas pecinta kapal layar perang yang tidak dapat datang ke Warnemünde.

KRI Bima Suci saat berlabuh di Rostock untuk ikuti Hanse Sail 2023
Warga antusias menyambut KRI Bima Suci saat berlabuh di Rostock, kota yang menjadi pusat Angkatan Laut JermanFoto: Tonggie Siregar/DW

Rolf ada di antara sekitar 20 ribu orang yang ikut mengantre untuk melihat KRI Bima Suci dari dekat. Selama festival maritim Hanse Sail berlangsung dari tanggal 10 hingga 13 Agustus di Warnemünde dan Rostock, Jerman, pengunjung juga bisa menikmati pertunjukan seni dan musik drumben yang ditampilkan para kadet kapal.

"Kami datang ketika sedang ada drumben. Penampilan mereka sangat mengesankan dan sangat bagus,” kata Nadine yang mengunjungi Bima Suci bersama keluarganya. Tak hanya terkesan dengan penampilan musik, perempuan yang pernah berlibur ke Bali itu juga kembali diingatkan dengan keunikan warga Indonesia. ”Semuanya mudah tersenyum, seluruh kru juga sangat ramah. Kepada suami saya, saya bilang, berada di atas kapal ini seolah-olah seperti sedang berlibur ke Bali,” katanya menambahkan.

Diplomasi budaya dan maritim di Hanse Sail

Kehadiran Bima Suci sebagai tamu kehormatan di Hanse Sail, festival kapal layar tradisional terbesar di Jerman itu, turut mengemban misi diplomasi lewat dunia maritim yang dianggap efektif mengubah persepsi warga dunia atas Indonesia.

”Dengan menjalankan misi muhibah ini kita bisa tahu bahwa ada testimoni yang awalnya beranggapan Indonesia adalah negara yang kecil, negara yang baru berkembang. Tapi buktinya Indonesia punya kapal yang paling besar dari kapal-kapal layar yang ada. Dan ini juga dilihat dari pengunjung yang datang, bisa sampai 8.000 orang per hari,” kata Komandan KRI Dewa Ruci, Letkol Laut (P) M. Sati Lubis.

Selama Hanse Sail berlangsung diperkirakan ada sekitar dua juta warga yang hadir dan antusiasme warga ini bisa menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan kemaritiman dan kebudayaan Indonesia.

Taruna menari poco-poco di depan kapal KRI Bima Suci yang bersandar di Warnemünde
Lewat tarian dan musik, para taruna menghibur para pengunjung yang mendatangi Bima SuciFoto: Tonggie Siregar/DW

"Sangat penting untuk menunjukkan bahwa kita memiliki kekuatan maritim. Hadirnya Kapal Latih TNI AL ini juga menunjukan kapasitas AL Indonesia itu juga sangat tinggi, karena ini salah satu kapal latih AL terbesar di dunia,” kata Arif Havas Oegroseno, Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman sambil menambahkan. ”Kapal ini juga membawa misi budaya. Dari dua juta pengunjung, kalau kita ambil 10 persen saja yang naik ke kapal Indonesia, maka angka 200 ribu yang datang, dan jika ada yang tertarik berkunjung ke Indonesia, maka itu sudah jadi angka yang besar sekali.”

Bima Suci mengarungi lautan selama 214 hari

Namun tak hanya misi diplomasi, dalam rangkaian agenda perjalanan Tall Ship Race 2023 Bima Suci berlayar selama sekitar tujuh bulan. Pelayaran ini juga bertujuan untuk melatih para taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-70. Ada sekitar 145 taruna yang bergabung dengan kru kapal dan dibagi dalam dua kelompok yang berbeda. Setengah peserta bergabung saat melewati rute Rouen, Prancis menuju Friedrikstad, Norwegia, dan setengahnya lagi saat melewati rute Friedrikstad, Norwegia dan Rostock, Jerman.

”Bima Suci ini kapal latih taruna, misi utamanya adalah melatih taruna. Kenapa mereka harus ke luar negeri? Karena ada slogan angkatan laut internasional yaitu, Join the Navy to See the World. Jadi taruna ini kita tunjukkan kebudayaan dan tradisi kelautan di negara asing. Ini penting untuk menjadi bekal bagi masa depan mereka sebagai taruna,” jelas Komandan KRI Dewa Ruci, Letkol Laut (P) M. Sati Lubis. 

Rute perjalanan KRI Bima Suci mengelilingi Eropa
Ada 24 pelabuhan yang disinggahi KRI Bima Suci dalam pelayarannya menuju EropaFoto: Tonggie Siregar/DW

Selama empat hari penyelenggaraan Hanse Sail, ada sekitar 115 kapal layar yang berpartisipasi. Bima Suci mendapat posisi kehormatan karena bersandar di sebelah kapal latih AL Jerman, Gorch Fock. Dan kesempatan berkunjung ke Rostock, kota yang menjadi pusat AL Jerman menjadi momentum pembelajaran penting bagi para taruna Indonesia.

”Mereka bisa belajar dan melihat sendiri, bagaimana di Jerman, khususnya di Rostock ini, kegiatan-kegiatan di bidang keamanan, terutama dalam konteks Perang Ukraina. Jadi mereka bisa melihat langsung lebih dekat, seperti apa persiapaan AL negara lain dalam kondisi yang tidak terlalu jauh dari konflik bersenjata," ungkap Arief Havas Oegroseno, mantan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Indonesia. 

Rostock hanya satu persinggahan dari sekitar 24 pelabuhan yang dikunjungi KRI Bima Suci, setelah sebelumnya berlayar ke Inggris, Belanda, dan Norwegia. Selama misi pelayaran ke Eropa, Bima Suci sudah meraih total 12 penghargaan. Di antaranya adalah penghargaan Best Dress Ship dalam ajang Parade Tall Ship Race di Fredrikstad, Norwegia. Sementara di Lerwick Skotlandia, Bima Suci meraih penghargaan sebagai The Farthest Vessel from Homeport, dan the Tallest Vessel dalam ajang Tall Ship Race 2023. Setelah meninggalkan Rostock, Bima Suci berlayar ke Vigo, Spanyol, kota di mana kapal latih taruna tersebut diproduksi tahun 2017 lalu.

(ts/ha)