1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

240811 Medwedew Kim Jong Il

25 Agustus 2011

Perundingan enam negara mengenai progrma nuklir Korea Utara telah lama terhenti. Rabu (24/08), dalam pertemuan dengan Presiden Medvedev, Kim Jong Il mengisyaratkan kesediaan Korea Utara untuk kembali ke meja perundingan.

https://p.dw.com/p/12NU5
Medvedev menyambut Kim Jong Il di Byryatia, Siberia, Rabu (24/08)Foto: dapd

Pembicaraan dengan pemimpin Korea Utara berlangsung terbuka dan substansial. Demikian dikatakan Presiden Rusia Medvedev usai pertemuan dengan Kim Jong Il di Siberia. Kim Jong Il terakhir kali mengunjungi Rusia hampir 10 tahun lalu. Memenuhi undangan Medvedev, Kim Jong Il datang ke Rusia dengan kereta baja khusus yang dipersenjatai. Pertemuan dengan Medveden ini merupakan agenda utama lawatan seminggunya di Rusia dipandang media Rusia sebagai pertemuan yang hangat dan menyenangkan.

Dan Presiden Medvedev pun memperlihatkan kepuasaan atas perrtemuan empat mata ini. "Saya memiliki kesan positif dari pertemuan ini, yang berlangsung terbuka, banyak hal yang dibicarakan dan ada banyak kesamaan pendapat. Selain masalah bilateral dan multilateral, kami juga membicarakan masalah keamanan regional, termasuk tentu saja program nuklir Korea."

Sebelum pertemuan kedua pemimpin negara ini, Amerika Serikat sudah mengungkapkan harapannya, bahwa presiden Rusia dapat membujuk pemimpin Korea Utara untuk kembali ke meja perundingan. Rusia, Amerika Serikat, Cina, Jepang dan Korea Selatan mendesak Korea Utara untuk menghentikan produksi senjata nuklirnya. Perundingan mengenai program nuklir Korea Utara ini terhenti sejak dua tahun lalu.

Sejauh ini pemerintah Korea Utara menolak mengijinkan pengawas nuklir asing memasuki negaranya. Kini, Kim Jong Il mengisyaratkan kesediaannya untuk kembali melanjutkan perundingan program nuklir tanpa mengajukat prasyarat.

Seorang juru bicara presiden Rusia menyatakan, Kim Jong Il bersedia mengajukan proposal penghentian produksi bahan nuklir serta uji coba nuklir. Dalam beberapa tahun terakhir, menurut pakar Barat, Korea Utara telah dua kali melakukan uji coba nuklir di bawah tanah, terakhir tahun 2009.

Menurut keterangan sendiri, kemajuan juga dicapai Medvedev dalam hal rencana pembangunan saluran pipa, yang diperkirakan setiap tahunnya akan menyuplai 10 milyar kubik liter gas bagi kedua negara Korea. Dan menurut laporan media Rusia, untuk transit suplai gas ke Korea Selatan, Pyongyang akan menerima sekitar 100 juta US Dollar pertahunnya. Jumlah yang cukup besar bagi Korea Utara, yang memang sangat membutuhkan dana.

Keterangan resmi menyebutkan, Medvedew dan Kim Jong Il juga membicarakan masalah hutang Pyongyang. Dilaporkan, telah disetujui langkah pertama penanganan hutang  Korea Utara ini. Dalam jangka panjang, Rusia berharap pelunasan hutang sebesar 11 Milyar Dollar yang dipinjam Korea Utara di era Uni Soviet.

Dalam hal ini, Wakil Menteri Keuangan Rusia Stortschak menekankan, bahwa Korea Utara harus mengakui Rusia sebagai negara penerus Uni Soviet. Menurut laporan media Rusia, bagaimanapun, fakta bahwa masalah hutang Korea Utara dibicarakan, ini sudah merupakan satu terobosan.

Heide Rasche/Yuniman Farid

Editor: Edith Koesoemawiria