1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korea Utara Dicoret dari Daftar Negara Teroris

13 Oktober 2008

Amerika Serikat mencoret Korea Utara dari daftar negara pendukung terorisme. Keputusan ini diambil setelah Korea Utara mengizinkan pemeriksaan reaktor nuklirnya.

https://p.dw.com/p/FYa7
Foto satelit reaktor nuklir YongbyonFoto: AP

Baik Amerika Serikat maupun Korea Utara selalu menandaskan prinsip saling menguntungkan. Bila satu pihak memenuhi kewajibannya, maka pihak lain bersedia mengambil langkah berikutnya. Bulan Ferbruari tahun lalu, Amerika Serikat, Korea Selatan, Cina, Rusia dan Jepang, dalam kerangka perundingan enam negara, mencapai kesepakatan, Korea Utara harus menghentikan program atomnya. Sebagai imbalannya, Korea Utara memperoleh suplai energi dan bahan bantuan lainnya. Tapi kedua belah pihak selalu menundanya.

Dan sejak beberapa pekan lalu, juga muncul spekulasi, siapa yang memegang kendali kekuasaan di Korea Utara, setelah Kim Jong Il, tidak lagi tampil di depan umum. Dan akhir pekan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sean McCormack secara mengejutkan mengumumkan: „Berdasarkan kesepakatan yang terakhir dan kenyataan yang ada, Korea Utara telah memenuhi kriteria untuk dicoret dari daftar negara yang mendukung terorisme.“

Sejak tahun 1988, Korea Utara, dimasukkan ke dalam daftar negara pendukung terorisme. Alasannya waktu itu adalah serangan bom yang dilancarkan Korea Utara terhadap sebuah pesawat penumpang Korea Selatan. Sejak tahun 1994, Amerika Serikat melakukan perundingan dengan Korea Utara untuk menghentikan program atomnya. Pada tahun 2003, kembali dimulai perundingan enam negara, meskipun setahun sebelumnya, Presiden Amerika Serikat George W. Bush masih menyebut Korea Utara, sebagai bagian dari "poros kejahatan".

Tahun 2006, Korea Utara yang dikucilkan, berhasil melakukan uji coba atom di bawah tanah. Ini merupakan bahaya yang potensial, yang memaksa Amerika Serikat dan dunia internasional berusaha mencari kompromi. McCormack mengatakan: „Korea Utara menjelaskan, telah memulai kembali pekerjaan untuk menghentikan beroperasinya instalasi atom. Ini merupakan bukti efektifnya prinsip " action for action", dari perundingan enam negara.“

Dua pekan lalu, situasinya masih sangat berbeda. Waktu itu, Korea Utara menyatakan mengoperasikan kembali instalasi atomnya di Yongbyon dan menolak kedatangan pakar Amerika Serikat dan pengamat dari Badan Energi Atom Internasional. Minggu lalu, secara mengejutkan, utusan khusus Amerika Serikat Christopher Hill mengunjungi Pyongyang memerikasa, bagaimana Korea Utara telah menghentikan program atomnya. Itulah jalan pemecahan bagi titik pertikaian antara Amerika Serikat dan Korea Utara. Dengan demikian nama Korea Utara dapat dicoret dari daftar negara pendukung terorisme. (ar)