1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialAsia

Pejabat Korsel yang Tewas di Perairan Korut Ingin Membelot

29 September 2020

Selasa (29/09), penjaga pantai Korsel menyampaikan bahwa pejabat perikanan yang tewas ditembak tentara Korut disebut memiliki niat kuat untuk membelot. Pemimpin Korea utara Kim Jong-un menyesal atas peristiwa ini.

https://p.dw.com/p/3j8m2
Kapal WSFMS milik pemerintah Korea Selatan
Foto: Yonhap/picture-alliance

Korea Selatan pada Selasa (29/09) mengatakan bahwa pejabat pemerintah yang tewas ditembak tentara Korea Utara pekan lalu, ingin membelot ke Korea Utara.

Pejabat perikanan itu disebut berenang melawan arus sambil mengenakan jaket pelampung dan bantuan perangkat lainnya. Ia diduga kuat memiliki niat untuk tinggal di Korea Utara.

Petugas penjaga pantai senior Korsel Yoon Seong-hyun, menyampaikan bahwa ada “kemungkinan yang sangat kecil“ bila pejabat tersebut jatuh dari kapal dan mencoba bunuh diri. Hal itu karena korban mengenakan jaket pelampung ketika ditemukan di perairan Korea Utara pekan lalu.

Yoon menambahkan bahwa kondisi arus pada saat itu mempersulit korban untuk berenang ke perairan Korea Utara. Alasan ini didasari analisis arus pasang surut di wilayah, penyelidikan di kapal yang dinaiki korban sebelum menghilang, penyelidikan transaksi keuangan korban, dan hasil pertemuan pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Yoon mengatakan bahwa korban sempat menyampaikan keinginannya untuk membelot sebelum dia dieksekusi. Keterangan ini dikutip dari sumber intelijen yang menunjukkan bahwa pihak Korea Utara juga mengetahui nama, usia, tinggi badan, dan kampung halaman korban sebagai bukti pernah berkomunikasi. Namun, Yoon tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Korban yang berusia 47 tahun itu memiliki dua orang anak dan sejumlah tanggungan hutang. Total hutang korban tercatat senilai 330 juta won atau setara 4,2 miliar rupiah, yang sebagian besar berasal dari perjudian.

Masih belum jelas apakah pengumuman menjadi jawaban pasti tentang alasan mengapa korban berada di perairan Korea Utara. Sebelumnya, saudara laki-laki korban, Lee Rae-jin, membantah konfirmasi pemerintah dan mengatakan kemungkinan besar saudaranya terjatuh secara tidak sengaja dari kapal yang ditumpanginya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un minta maaf

Korea Selatan menyatakan warganya itu sempat diinterogasi di kapal patroli Korea Utara sebelum ditembak oleh pasukan yang kemudian menyiram tubuhnya dengan minyak dan membakarnya. Tapi Korea Utara mengatakan pasukannya hanya membakar jaket pelampung pria itu.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah meminta maaf – sesuatu hal yang jarang ia lakukan – atas peristiwa ini. Penasihat keamanan nasional Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah bertukar surat pribadi. Kim “sangat menyesal” karena “mengecewakan” Presiden Moon dan menyebut insiden itu “tidak terduga” dan ”disayangkan".

Peristiwa ini pun semakin memicu badai politik di Korea Selatan, di mana kelompok konservatif melancarkan serangan politik yang sengit kepada Presiden Moon Jae-in. Moon Jae-in selama ini kerap menyerukan hubungan yang lebih erat dengan Korea Utara.

rap/hp (AP)