1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Hukum dan Pengadilan

Perempuan Pakistan Asia Bibi Menuju Kanada

8 Mei 2019

Asia Bibi yang divonis pasal penistaan agama, telah meninggalkan Pakistan dan kini menuju Kanada untuk bergabung dengan anak-anaknya. Demikian menurut pernyataan beberapa sumber kepada DW.

https://p.dw.com/p/3I7H0
Asia Bibi
Foto: Getty Images/AFP/M. Bureau

Asia Bibi melarikan diri bersama suaminya Ashiq Masih yang telah berjuang keras selama delapan tahun lewat jalur hukum, bagi istrinya dari tekanan yang terus meningkat dari para pengunjuk rasa Islam garis keras.

"Bibi belum mencapai Kanada, putrinya berada di kota Calgary menunggu ibu mereka tiba. Pemerintah Kanada akan menjaga keamanan keluarga dengan ketat dan Bibi tidak akan berinteraksi dengan media," ujar anggota keluarganya kepada DW.

Keluarga mengatakan kepada DW pada Selasa malam (07/05), sebelum penerbangan menuju Kanada, bahwa mereka telah diminta untuk bersiap pergi secara diam-diam.

Kepergian Bibi ke luar Pakistan ditunda selama enam bulan setelah pembebasannya. Menurut beberapa laporan, ini karena tekanan ekstrem dari dalam negeri agar dia tidak berbicara menentang negara ketika dia meninggalkan Pakistan. Bibi tidak diizinkan menyelesaikan dokumen untuk permohonan suaka di barat. Kalangan diplomatik dan sumber pemerintah di Islamabad mengkonfirmasi adanya pergerakan ini kepada DW.

Setelah perintah Mahkamah Agung untuk membebaskan Bibi, ibu lima anak berusia 53 tahun itu dipindahkan ke kota pelabuhan Karachi, di selatan Pakistan November tahun lalu. Di sana, dia dimasukkan ke dalam karantina untuk perlindungan, karena terus-menerus menghadapi ancaman pembunuhan dari kelompok Islam garis keras. Pengacara Bibi Saif ul Malook juga meninggalkan Pakistan pada November tahun lalu, setelah menerima ancaman pembunuhan.

"Kami senang dia meninggalkan negara itu setelah lama tertunda dan mendapatkan keadilan. Kami prihatin dengan keselamatannya tetapi tidak diizinkan bertemu dengannya atau bahkan berbicara dengannya melalui telepon untuk menyelesaikan dokumen," kata seorang diplomat kepada DW. (vlz/as)