1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikJepang

Kontestasi Pencarian PM Baru Jepang Dimulai

12 September 2024

Partai Demokratik Liberal (LDP) Jepang mulai mencari pengganti Fumio Kishida. Pemenang kontestasi ini bakal langsung didapuk menjadi perdana menteri.

https://p.dw.com/p/4kWvk
Foto warga Jepang sedang berjalan di depan layar besar yang menyiarkan berita soal pengumuman mundurnya Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida
Warga Jepang sedang berjalan di depan layar besar yang menyiarkan berita mundurnya Perdana Menteri Fumio KishidaFoto: Kim Kyung-Hoon/REUTERS

Kontestasi untuk mengisi kursi perdana menteri (PM) Jepang dimulai hari ini (12/09), diikuti oleh sembilan kandidat. Beberapa di antaranya adalah putra mantan PM Jepang dan seorang nasionalis yang ingin menjadi pemimpin perempuan pertama di negeri matahari terbit itu.

Siapa pun yang meraih jabatan ketua umum Partai Demokratik Liberal (Liberal Democratic Party/LDP) pada 27 September nanti akan menggantikan PM Fumio Kishida, yang telah menjabat selama tiga tahun.

Kafe Babi Jadi Tren di Jepang

Partai LDP yang konservatif telah memerintah Jepang selama beberapa dekade tanpa ada gangguan dan saat ini memegang kursi mayoritas di parlemen. Artinya, pemenang nantinya akan langsung menjadi perdana menteri Jepang.

Mantan Menteri LIngkungan Hidup Jepang, Shinjiro Koizumi
Mantan Menteri LIngkungan Hidup Jepang, Shinjiro Koizumi, sekaligus putra mantan Perdana Menteri Jepang Junuchiro Koizumi sedang berbicara dalam sebuah konferensi pers jelang pemilihan pemimpin Partai LDPFoto: Kim Kyung-Hoon/REUTERS

Dalam sebuah jajak pendapat, Shinjiro Koizumi, laki-laki berusia 43 tahun yang merupakan putra dari mantan PM Jepang, Junichiro Koizumi, berada dalam posisi teratas.

Shigeru Ishiba, eks Menteri Pertahanan Jepang, menduduki peringkat kedua.

Dalam pertarungan ini juga ada dua perempuan ternama ikut berkontestasi, sebuah langkah yang tidak biasa di Jepang.

Menteri Keamanan Ekonomi Jepang, Sanae Takaichi
Menteri Keamanan Ekonomi Jepang, Sanae Takaichi, tiba di kantor Perdana Menteri pada hari Rabu (13/09), saat Fumio Kishida ingin merombak kabinetnyaFoto: Eugene Hoshiko/AP/picture alliance

Pertama, Sanae Takaichii, Menteri Keamanan Ekonomi Jepang, yang berhaluan kanan konservatif dan secara teratur mengunjungi kuil perang Yasukuni di Tokyo. Rutinitas ini diprediksi akan menyulut kemarahan dari pihak Cina dan Korea Selatan, jika Sanae Takaichi menang.

Kemudian, Yoko Kamikawa, perempuan berusia 71 tahun ini dipandang sebagai pemimpin yang cekatan dan berniat menjadi mentor untuk politisi muda perempuan Jepang. Hanya saja, dukungannya di dalam Partai LDP disebut terbatas.

Selain itu, juga ada Menteri Urusan Digital Jepang, Taro Kono (61), seorang reformis yang cukup vokal.

Prediksi sosok yang unggul

Perubahan kepemimpinan diperkirakan tidak akan banyak mengubah kebijakan pemerintah Jepang secara signifikan lantaran Partai LDP akan terus berkuasa dalam jangka panjang. 

Sebuah spekulasi berseliweran di media Jepang bahwa pemenang akan mengadakan pemilihan umum dadakan segera setelah pemungutan suara partai.

Setelah berita skandal pendanaan meluas, Kishida mendorong faksi-faksi yang kuat untuk bubar, menyebabkan jumlah kandidat lebih banyak dari biasanya kali ini.

”Perdebatan kebijakan yang sehat telah tercipta saat Partai LDP mencari pembaharuan,” kata analis sekaligus Wakil Presiden Konsultan Teneo, James Brady.

”Sebagian besar kandidat membuat janji-janji pengeluaran yang besar, sementara beberapa menentang kenaikan pajak yang direncanakan,” tulis dia dalam sebuah pernyataan.

mh/ha (AFP)