1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konstitusi Afganistan / Konferensi Puncak Asia Selatan / Sekjen NATO

5 Januari 2004
https://p.dw.com/p/CPTG
Kita masuki sekarang acara SARI PERS INTERNASIONAL dari SJDW; dengan mengutip komentar dan ulasan harian-harian Internasional. Kali ini akan kami ketengahkan tiga tema. Yang pertama, konstitusi baru Afganistan. Tema yang kedua, pertemuan puncak negara-negara Asia Selatan di Islamabad, dan tema ketiga Sekjen NATO yang baru. Baiklah kami mulai dengan tema yang pertama, konstitusi Afganistan yang baru . Setelah majelis Loya Jorga bersidang sejak pertengahan Desember lalu , akhirnya disepakati konstitusi baru dinegara tersebut. Keputusannya dijadikan komentar oleh sejumlah harian Internasional. Harian Jerman SÜDDEUTSCHE ZEITUNG yang terbit di München mengharapkan dengan konstitusi baru tersebut, Afganistan akan dapat menapaki masa depan yang lebih baik. Selanjutnya kami baca: Ini merupakan kelahiran Afganistan yang baru. Dengan demikian ada alasan untuk merayakannya. Setelah 25 tahun diguncang perang saudara yang mencabik-cabik negaranya, sekarang Afganistan mendapatkan sebuah peluang baru. Apakah peluang itu akan dapat dimanfaatkan, sekarang tidak lagi tergantung kepada dukungan luar negeri, melainkan dari rakyat Afganistan sendiri. Masa depan yang baik di Afganistan hanya tercipta bila masa lalu benar-benar dikubur dan dilupakan. Meskipun majelis Loya Jirga menerima konstitusi baru, tapi harian Swiss BASLER ZEITUNG menurunkan ulasannya dengan judul" Afganistan tetap terpecah dengan dalam". Kami kutip: Sidang Majelis Loya Jirga yang berlangsung sejak pertengahan Desember lalu, tidak memberikan tempat untuk berilusi. Secara etnis Afganistan terpecah belah. Pembunuhan dan aksi kriminal, merupakan kegiatan dari yang menamakan dirinya panglima perang didaerah. Kelompok militan tidak hanya terdapat dalam tubuh milisi Taliban, melainkan juga dikalangan rakyat Afganistan yang mengucapkan kata demokrasi. Presiden transisi Hamid Karsai yang didukung Amerika Serikat makin memperburuk situasi, karena ia tidak memiliki kepekaan politik. Konstitusi baru Afganistan masih kabur.Demikian ditulis harian Spanyol EL MUNDO yang terbit di Madrid. Kami kutip: Diputuskannya konstitusi baru Afganistan membuka jalan bagi diselenggarakannya pemilihan umum bebas. Dengan melihat kekacauan yang melanda Afganistan selama ini, hal itu tidak terpikirkan untuk dapat dilaksanakan. Dengan konstitusi baru, Afganistan menyatakan sebagai Republik Islam, dan tidak ada undang-undang yang bertentangan dengan Islam. Ini menimbulkan beberapa pertanyaan dan kecemasan. Dimasa depan akan terlihat, apakah rakyat Afganistan akan memutuskan untuk menerapkan prinsip Islam secara logik, atau menunjukkan sikap yang intoleran. Persaman hak bagi kaum perempuan di Afganistan, mengandung makna yang bersejarah. Demikian komentar harian Austria SALZBURGER NACHRICHTEN, sehubungan dengan diputuskannya konstitusi baru oleh Majelis Loya Jirga. Kami baca: Setidaknya diatas kertas, persamaan hak bagi kaum perempuan di Afganistan mengandung makna yang bersejarah. Untuk pertama kalinya kaum perempuan di Afganistan mempunyai hak kepemilikan. Tapi dengan melihat tidak mulusnya jalan persidangan Majelis Loya Jirga, dipertanyakan, apalah setiap prinsip dalam konstitusi baru akan dapat mewujudkan sebuah " Afganistan yang baru". Pertentangan antar suku memperkuat keraguan tersebut. Baiklah sekarang kita masuki tema kedua dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL dari SJDW, dengan menyoroti konferensi puncak negara-negara Asia Selatan di Islamabad. Harian Belgia DE MORGEN menurunkan ulasannya dengan melihat adanya pendekatan antara India dan Pakistan, dan mengharapkan adanya poin bagi perdamaian. Selanjutnya kami baca: Perdamaian antara India dan Pakistan, berarti dipecahkannya masalah Kasymir. Baik India maupun Pakistan mempunyai kepentingan yang besar untuk memperbaiki hubungan. Pengeluaran anggaran militer India maupun Pakistan, jauh lebih besar dari jumlah anggaran untuk bidang kesehatan dan pendidikan. Usia tertinggi rata-rata dikedua negara, tidak melebihi 60 tahun. Dan 60 persen warga di India dan Pakistan buta huruf. Untuk mengakhiri acara SARI PERS INTERNASIONAL kami ketengahkan komentar mengenai dilantiknya mantan Menteri Luar Negeri Belanda Jaap de Hoop Scheffer sebagai Sekjen NATO yang baru. Ia menggantikan George Robertson dari Inggris. Mengenainya harian Belgia DE STANDAARD menulis: Ketika menjabat Menteri Luar Negeri Belanda, Jaap de Hoop Scheffer telah mempertahankan prakarsa yang menjembatani Eropa yang lama dan Eropa yang baru. Tujuannya , Eropa sebanyak mungkin berbicara dalam satu bahasa, agar Amerika Serikat lebih mendengar mitranya di Eropa. Sebagai warga Eropa dan mantan diplomat, Hoop Scheffer lebih baik merasakan kepekaan NATO ketimbang pendahulunya George Roberson, politisi Partai Buruh dari Inggris.