1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Perdamaian di Afsel Ditunda, Menyusul Penolakan Visa Terhadap Dalai Lama

24 Maret 2009

Gelombang protes mencengkram Afrika Selatan menyusul keputusan pemerintah negara itu menolak memberikan visa kunjungan bagi Dalai Lama. Akibat insiden ini, Konferensi Perdamaian di Johannesburg pun terpaksa ditunda.

https://p.dw.com/p/HIrP
Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama ketika mengunjungi Johannesburg, November 2004Foto: picture-alliance / dpa

Tiga penerima Nobel Perdamaian mengajak Dalai Lama untuk datang ke Afrika Selatan. Mereka adalah mantan presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela dan F. W de Klerk, serta uskup Anglican Desmond Tutu. Agendanya: menghadiri Konferensi Perdamaian.

Tokoh-tokoh penting lain yang juga diundang untuk menghadiri pertemuan itu termasuk diantaranya para pejabat Komite Nobel Perdamaian dari Norwegia dan artis-artis Hollywood seperti Charlize Theron dan Morgan Freeman.

Konferensi Perdamaian dijadwalkan untuk membahas bagaimana sepak bola dapat menjadi sarana mengatasi rasisme dan xenophobia, dalam menghadapi Piala Dunia Sepak Bola yang akan digelar tahun 2010 mendatang di Afrika Selatan.

Juru bicara mantan presiden Afsel F. W. De Klerk, Dave Steward menduga penolakan visa bagi Dalai Lama itu terjadi karena China mendesak pemerintah Afrika Selatan, agar tidak memberikan visa bagi Dalai Lama. Steward mengatakan Afrika Selatan yang merupakan negara merdeka, tidak seharusnya bisa didikte oleh negara-negara lain:

“Negara kita Afrika Selatan merupakan negara berdaulat yang memiliki komitmen pada penegakan hak-hak asasi manusia. Kita tidak boleh membiarkan negara-negara lain mendikte negara kita, siapa yang seharusnya datang ke negara kita, siapa yang tidak boleh, apalagi bagi seorang peraih penghargaan Nobel Perdamaian.”

Mantan presiden Afsel, De Klerk dan uskup Desmond Tutu kini mengumumkan bahwa mereka tidak mau menghadiri pertemuan tersebut, jika pemimpin spiritual Tibet itu tidak mendapat izin ke Afrika Selatan.

Kepala organisasi Konferensi Perdamaian, Shetal Siem menggambarkan kesedihannya atas penolakan visa terhadap Dalai Lama tersebut. Ia menyatakan tanpa kehadiran Dalai Lama ataupun para tokoh-tokoh penting lainnya itu, maka pertemuan besar ini akan kehilangan kredibilitasnya:

“Sangat jelas bila kita mengundang komite perdamaian dan peraih Nobel Perdamaian dan orang-orang lain yang terkait langsung atau tidak langsung dalam proses perdamaian, dan mereka tidak datang, tentu acaranya tidak berjalan seperti yang diharapkan.”

Tidak hanya menolak untuk hadir ke pertemuan gara-gara masalah tersebut, Uskup Desmond Tutu yang kini tinggal di Amerika Serikat juga mengutuk tindakan yang diambil oleh pemerintah Afsel tersebut. Diberitakan, Tutu mengungkapkan bahwa Afsel tunduk tanpa tahu malu pada tekanan China.

Namun Afrika Selatan bergeming. Juru bicara pemerintah, Thabo Masebe mengungkapkan bukanlah kepentingan Afrika Selatan untuk mengundang Dalai Lama pada saat ini:

“Seperti yang anda tahu Afrika Selatan akan menjadi tuan rumah untuk Piala Dunia Sepak Bola tahun depan. Sorotan negara barat adalah pada kami. Mengundang Dalai Lama ke Afrika Selatan akan mengalihkan sorotan pada acara akbar yang penting itu terhadap isu-isu lain, yang saat ini bertolak belakang dengan apa yang tengah kami kerjakan“

Akhir-akhir ini Afrika Selatan menjalin sejumlah kesepakatan perdagangan dengan China dan memperkuat hubungan diplomatik dengan negara tirai bambu itu. Nampaknya pemerintah Afrika Selatan tidak siap bila terjadi keretakan dengan negara kuat di belahan timur itu, bilamana mendukung Dalai Lama dan perjuangan Tibet.(ap)