1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Keragaman Hayati PBB Dibuka

Robina, Ziphora19 Mei 2008

Senin (19/05) kemarin, Konferensi PBB mengenai Keragaman Hayati dibuka di Bonn, Jerman. Sampai 30. Mei, 5.000 lebih delegasi dari 190 negara membahas masa depan hutan, laut serta flora dan fauna yang menghuninya.

https://p.dw.com/p/E2fI
Foto: DW

Bumi ini adalah milik kita bersama - begitu pesan lagu resmi yang dipentaskan saat pembukaan Konferensi Keragaman Hayati di Bonn. Musik bernada ceria dengan lirik yang sarat makna - band lokal yang membawakan lagu tersebut bertanya apakah sudah terlambat untuk menyelamatkan keragaman hayati bumi ini.

Jawaban atas pertanyaan itu akan dibahas dalam Konferensi Keragaman Hayati yang digelar di Bonn sampai akhir Mei nanti. Selama dua minggu mendatang topik ini menjadi fokus pembicaraan ribuan pakar dan pebisnis, wakil pemerintah dan LSM dari 190 negara. Terlepas dari kepentingan dan asal usul para peserta, semua sepakat dalam satu hal: Keragaman Hayati harus dilindungi:

"Krisis pangan saat ini merupakan peringatan bagi kita semua akan dampak campur tangan manusia pada alam dan kehidupan di dunia ini. Harga bahan pangan pokok yang melambung adalah dampak langsung hilangnya keragaman hayati terhadap kehidupan manusia."

Demikian diungkap Sekretaris Jendral Konvensi Keragaman Hayati Ahmed Djoghlaf. Tantangannya sekarang adalah mempertemukan berbagai kepentingan. Misalnya antara para pebisnis dan aktivis lingkungan. Martin Kaiser dari organisasi lingkungan Greenpeace misalnya mengecam perusahaan besar yang merusak hutan tropis untuk membuka lahan bagi perkebunan sawit.

"Konferensi Keragaman Hayati di Bonn harus memberi isyarat kuat bagi masa depan. Bila konferensi ini tidak menghasilkan peraturan mengikat bagi semua negara untuk melindung hutan dan laut, maka anak cucu kita tidak punya masa depan di bumi ini dan inilah tantangan terbesar bagi konferensi keragaman hayati."

Mereka yang nantinya akan mewarisi bumi ini, yaitu anak-anak, tak ketinggalan meramaikan pembukaan konferensi PBB ke-9 mengenai Keragaman Hayati. Mereka melantunkan lagu yang mendesak para politisi, terutama Menteri Lingkungan Hidup Jerman Siegmar Gabriel untuk segera terjaga dari tidur lelap mereka.

Menteri Lingkungan Jerman Siegmar Gabriel memang memikul tanggung jawab berat. Di pembukaan Konferensi Keragaman Hayati Gabriel resmi mengambil alih jabatan presiden konferensi dari Brasil. Menteri Lingkungan Jerman secara terbuka mengakui bahwa sampai saat ini tidak ada perkembangan atau keberhasilan signifikan dalam memenuhi target Konferesi Keragaman Hayati. Baik itu dalam melindungi ribuan spesies flora dan fauna dari kepunahan, maupun dalam menyediakan akses dan pembagian benefit dari penggunaan keragaman hayati yang adil dan merata. Tak heran sebagian negara berkembang dan petani tradisional merasa kekayaan alam mereka dibajak oleh negara maju dan perusahaan multinasional, demikian diungkap Siegmar Gabriel. Ia menambahkan, Konvensi Keragaman Hayati saat ini berada di persimpangan jalan:

"Delegasi yang menghadiri konferensi ini sadar betul akan tanggung jawab mereka. Tapi itu tidak berarti bahwa penolakan dan bentrokan kepentingan para peserta akan otomatis hilang. Kita harus siap menghadapi perundingan yang alot untuk mencapai kemajuan yang berarti."

Siegmar Gabriel berjanji akan berupaya keras untuk mendapatkan mandat yang jelas. Mandat tersebut akan digunakan sebagai landasan perundingan Konferensi Keragaman Hayati berikutnya yang akan digelar tahun 2010 di kota Nagoya, Jepang.